TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi bully terhadap bocah SD di Jakarta beberapa waktu belakangan jadi perbincangan hangat.
Kasus tersebut mencuat setelah warganet pemilik akun Facebook Bearo Zalukhu membagikan postingannya.
Dalam unggahan tersebut, Bearo menjelaskan sang keponakan yang bernama Josep Sebastian Zebua menjadi korban intimidasi di sekolahnya.
Bearo menyebut sang keponakan bersekolah di SDN 16 Ciracas Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Di sekolah, Josep mengalami tindak kekerasan dari teman-teman di sekolahnya.
Tak cuma itu, dijelaskan Bearo, Joseph juga dipanggil dengan nama "Ahok" saat disekolah.
Belakangan diketahui, peristiwa yang beredar luas itu adalah berita bohong.
Sejumlah kejanggalan pun terkuak berkaitan dengan hal ini.
Dihimpun Tribunwow.com, berikut ulasan lengkapnya:
1. Sekolah yang dimaksud tak ada
Diketahui, dalam unggahannya Bearo menyebut sang keponakan bersekolah di SDN 16 Ciracas, Psar Rebo, Jakarta Timur.
Namun, sebagaimana diberitakan Tribun Solo sekolah itu ternyata tak terdaftar dalam laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Adapun, daftar nama sekolah yang ada di Jakarta termuat dalam laman http://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/sp/3/016402.'
2. Kesaksian warga sekitar
Tak cuma dari laman resmi Kemendikbud, pembuktian soal kejanggalan tersebut juga hadir dari kalangan warga.
Masyarakat yang tinggal di sekitar Pasar Rebo menyatakan tak pernah ada SDN 16 Ciracas di lingkungan sekitarnya.
3. Alasan orangtua korban tak memiliki bukti kekerasan
Dalam postingan Bearo disebutkan orangtua Joseph tak bisa menunjukkan bukti kekerasan yang dialami sang anak lantaran tak memiliki fasilitas seperti ponsel berkamera.
Hal tersebut kemudian membuat netizen bertanya-tanya.
Pasalnya, dalam postingan yang sama Bearo menyebut korban sempat bermain tablet.
Warganet lantas langsung yakin bahwa kabar tersebut adalah berita bohong.
4. Video mediasi keluarga Josep dengan pihak sekolah
Beberapa waktu berselang, peristiwa yang menghebohkan publik ini pun langsung sampai ke pihak Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
Dinas Pendidikan menegaskan aksi tersebut tak pernah ada.
Namun, pernyataan Dinas Pendidikan DKI Jakarta ini pun masih saja dipertanyakan.
Hal tersebut menyusul beredarnya video yang merekam sosok Josep dan keluarga tengah melakukan mediasi dengan pihak sekolah.
5. Pengakuan Josep
Di sisi lain, dalam sebuah video Josep ternyata sempat memberikan keterangannya.
Dalam rekaman singkat tersebut, bocah itu tampak kebingungan saat dimintai keterangan.
Di tangannya juga terlihat ada bekas luka akibat ditusuk pulpen oleh teman sekolah.
Benar terjadi
Berkaitan dengan hal ini, Kepala Sub Direktorat Kejahatan dan Kekerasan Polda Metro Jaya Ajun Kombes Pol Hendy F Kurniawan menjelaskan peristiwa yang menimpa Josep ternyata memang benar terjadi.
Namun, kejadian itu tidak berlangsung di SDN 16 Ciracas melainkan di SDN 16 Pekayon.
Josep dilaporkan mendapat tindak perundungan, intimidasi dan kekerasan.
Dijelaskan Hendy, bocah tersebut bahkan sampai tak mau lagi pergi ke sekolah.
"Dia tidak mau masuk sekolah, di-bully sama teman-temannya," ujar Hendy saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (31/10/2017).
"Tapi intinya dari JSZ minta untuk pindah sekolah. Dia merasa tidak nyaman, tetap untuk maunya pindah sekolah," ujar Hendy. (Tribunwow.com/Dhika Intan)