News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemprov DKI Gratiskan Pengobatan Penyakit Kusta

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga mantan penderita Kusta yang tinggal di Komplek Serbaguna RS Sitanala Kota Tangerang, secara simbolis menerima bantuan donasi kaki palsu dari program CSR CIMB Bank Niaga melalui Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggratiskan biaya pengobatan bagi penderita penyakit kusta. Upaya ini dilakukan agar dapat membantu penderita penyakit segera sembuh.

Pernyataan itu disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai bertemu Ketua The Nippon Foundation dan Duta WHO untuk penyakit kusta, Yohei Sasakawa di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (15/11/2017).

"Pemprov DKI menggratiskan biaya pengobatan bagi siapapun yang mengalami penyakit kusta. Jadi dibebaskan biayanya dan akan ditangani serius," tutur Anies, Rabu (15/11/2017).

Yohei Sasakawa, mengatakan tujuan kedatangan untuk memberikan pemahaman dan memberantas penyakit kusta. Menurut dia, masyarakat masih salah paham mengenai penyakit ini.

"Kusta ini bukan suatu kutukan dan bukan doa dari Tuhan. Bukan. Penyakit kusta ini bisa disembuhkan dan juga obatnya secara gratis," tutur Yohei Sasakawa.

Berdasarkan keterangan dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Kusmedi, penderita penyakit kusta di DKI Jakarta pada 2017 berjumlah 311 pasien, di mana 203 pasien diantaranya pasien baru. Padahal, kata dia, sejak 2011, Jakarta menyatakan eliminasi dari kusta.

Baca: Tak Datang di Pemeriksaan KPK, Setya Novanto Beralasan Hadiri Rapat Paripurna DPR

Untuk saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, berupaya mengobati penderita dengan berbagai cara. Salah satunya bekerjasama dengan mantan penderita kusta. Nantinya, dia melanjutkan, mantan penderita kusta akan memberikan motivasi.

"Pengobatan sudah bisa dilakukan di semua puskesmas. Deteksi dini bisa dilakukan oleh teman-teman, ketuk pintu lainnya dengan hati," tambah Kusmedi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini