Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga di Jalan Tubagus Angke, Jakarta Barat, rupanya sudah biasa melihat penggerebekan di Diskotek MG Internasional Club.
Namun, penggerebekan yang digelar, Minggu (17/12/2017) dini hari, rupanya lain dari biasanya.
"Saya pikir penggerebakan biasa, kaya yang sebelumnya. Tapi pas saya tanya, ternyata ditemukan (pabrik) pembuatan narkoba. Sempat tidak percaya juga dengar kabar itu," ucap Syamsuri, pedagang nasi di sekitar diskotik.
Ia mengaku tahu betul situasi di luar diskotek. Setiap siang selalu sepi. Keramaian mulai terjadi di malam hingga dini hari.
"Bahkan suaranya sampai sini," lanjut Syamsuri.
Selama ini, ia merasa tak ada yang aneh dengan aktivitas di MG Club.
"Ya, paling kalau siang yang masuk tukang es. Sama karyawannya yang mondar-mandir,"tambahnya.
Penjelasan Syamsuri selaras dengan Sukarno, ketua RT08/04 Kelurahan Wijaya Kusuma, tempat Diskotek MG Club berada.
"Kalau saya perhatikan tidak ada yang berbeda. Ya seperti diskotek pada umumnya, siang tutup malam baru buka. Jujur, saya tidak menyangka kalau ternyata di dalamnya ada laboratorium pembuatan narkoba," jelas Sukarno.
Sukarno juga mengatakan kalau keberadaan diskotek yang berdiri sudah puluhan tahun itu memang tidak begitu membuat resah warganya.
"Tapi setelah adanya kabar pabrik narkoba, saya justru langsung setuju saja kalau tempat ini ditutup. Saya akan bantu kepolisian dan BNN untuk bisa menjauhkan narkoba dari lingkungan kami," ujar Sukarno.