Sayangnya, mereka belum mendapat kepastian hukum atas peristiwa yang merenggut nyawa itu.
Hingga kini, Minggu (17/12) mereka masih terus mencari keadilan atas kejadian yang menimpa Nur Jamal.
Tak mampu berbuat banyak, Suparli salah seorang abang Nurjamal pun mencurahkan semua keluh dan kesahnya ke media sosial.
Berbagai komentar pun ia terima disana, banyak yang mencela dan menyebut bahwa sudah pantas maling dimassakan (persekusi).
Namun tak sedikit pula yang bersimpati kepada keluarga ini atas musibah yang menimpanya.
POPULER: LIVE STREAMING West Brom Vs Manchester United: The Baggies Lebih Percaya Diri Usai Imbangi The Reds
Saat dihubungi, Suparli menceritakan bagaimana cerita peristiwa tersebut sampai kepada mereka dan bagaimana keresahan serta kegundahan yang mereka alami.
Dikisahkan Suparli, sore 25 Juni 2017 ia dan abangnya Sugianto sedang bersilaturahmi di rumah Condro, Lingkungan III yang berjarak sekitar satu kilometer dari rumahnya.
Seolah tak percaya dengan apa yang didengarnya, ia dihubungi melalui telepon bahwa adiknya sedang sekarat dan saat itu tengah berada di Rumah Sakit Bhayangkari Tebing Tinggi.
Ia pun menyampaikan kabar tak baik itu kepada abangnya, seketika itu pula lah mereka bergegas.
Suparli pulang ke rumah, sementara abangnya Sugianto berangkat ke rumah sakit.
Ternyata kabar yang diterimanya benar, saat pulang ke rumah untuk menyampaikan kabar itu, Suparli tak lagi menemukan Ngatiman orang tuanya.
Saat itu Ngatiman telah berada di Polsek Tebing Tinggi, dan selanjutnya ke rumah sakit untuk memastikan kondisi dan keberadaan anaknya.
Ternyata apa yang ia dengar sebelumnya dari temannya bahwa seseorang yang dimassakan di Payah Lombang adalah adiknya.