Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Sigit Wijatmoko mengakui aktivitas ekonomi di kawasan niaga Pasar Tanah Abang memang tinggi.
Ia juga tidak menampik pengguna kereta commuter line di Stasiun Tanah Abang juga tinggi.
Menurutnya peluang tersebut harus dikelola secara baik.
Baca: Jokowi Minta Bandara Supadio Diperbesar Lagi Untuk Imbangi Lonjakan Penumpang
"Bahwa ada tambahan aktivitas karena penggunaan commuter line yang sudah 100 ribu per hari itu juga harus dikelola dan dimanage dengan baik," kata Sigit, di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (28/12/2017). Sigit.
Untuk itu, pemerintah DKI memfasilitasi masyarakat dengan 'Transjakarta Explorer'.
Ia menyebut ada kenaikan jumlah penumpang secara signifikan dalam penggunaan bus PT Transjakarta itu sejak dioperasikan dalam sepekan terakhir ini.
Baca: Polisi Akan Panggil Pengelola Apartemen Pakubuwono Terkait Kecelakaan Kerja yang Menewaskan 3 Orang
"Kita hadirkan 'Transjakarta Explorer', penumpang naik nih, 5 ribuan (pernumpang) naik ke 7 ribu, sekarang (jumlahnya) sampai 11 ribu per hari," kata Sigit.
Karena itu, banyaknya pengunjung Pasar Tanah Abang yang menggunakan commuter line bisa diintegrasikan pula dengan penggunaan Transjakarta Explorer.
Ia menilai pengintegrasian tersebut merupakan peluang yang bagus bagi pendekatan transportasi dan diharapkan bisa mengubah perilaku masyarakat untuk beralih ke moda transportasi massal.
Baca: NasDem Jakarta Pusat: Pembangunan Infrastruktur Implementasi Nawacita Presiden Jokowi
"Ini kan suatu peluang yang bagus ya, kita mengintegrasikan, karena di Tanah Abang sendiri sudah nggak ada terminal," kata Sigit.
Perlu diketahui, Pemprov DKI memang sedang mencoba mengatasi kesemrawutan kawasan niaga Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, sejak Jumat lalu, 22 Desember 2017.
Solusi yang coba dilakukan Pemprov DKI adalah dengan memberlakukan penutupan jalur yang ada tepat di depan Stasiun Tanah Abang.
Baca: Ketua DPP PDI Perjuangan Sebut Revisi UU MD3 Alot Lantaran Setya Novanto Tak Fokus
Lokasi tersebut telah disterilkan dari kendaraan bermotor dan dibagi menjadi dua serta dipisahkan separator.
Lajur yang berada tepat di depan stasiun, diperuntukkan untuk Bus Transjakarta yang memang menjadi satu-satunya transportasi yang bisa digunakan masyarakat untuk mencapai lokasi itu.
Bus tersebut sengaja dioperasikan sebagai moda transportasi yang memudahkan masyarakat yang ingin mengunjungi pasar maupun stasiun.
Sedangkan lajur sebelahnya, merupakan lokasi yang disediakan Pemprov DKI sebagai solusi bagi para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang telah terdaftar untuk bisa menggelar lapaknya khusus di lokasi itu.
Dengan diberlakukannya solusi jangka pendek tersebut, para PKL sudah tidak diperbolehkan untuk berdagang di trotoar pasar.
Namun nyatanya, masih ada PKL yang berdagang di trotoar, sehingga Pemprov DKI dinilai perlu mengevaluasi kebijakan tersebut.