Isnawa meminta, kepada pemerintah daerah setempat untuk meningkatkan pengawasan terhadap truk sampah DKI.
Apalagi kondusivitas lalu lintas truk sampah DKI sudah diatur dalam nota kerja sama antara DKI Jakarta dengan Kota Bekasi.
“Kami minta tolong agar tingkatkan pengawasan karena ini sudah sering terjadi,” katanya.
Menurut dia, kejadian ini bukan hanya merugikan DKI Jakarta, namun juga psikis para sopir.
Mereka menjadi was-was saat mengangkut sampah dari DKI menuju TPST Bantargebang.
“Sopir jadi ketakutan, karena ini sudah seperti teror saja,” imbuhnya.
Penyerangan terhadap truk sampah DKI sepanjang tahun 2017 melebihi 10 kasus.
Kasusnya bukan hanya terjadi di wilayah hukum Polsek Bantargebang, namun juga di Polsek Bekasi Timur. Aparat yang mendapat laporan itu langsung bergerak cepat.
Beberapa hari pasca kejadian, Polsek Bantargebang langsung mengamankan AR (16), KL (20) dan AF (20) sebagai penyerang truk sampah DKI.
Motif penyerangan adalah untuk mencari kesenangan, sekaligus supaya kelompok mereka disegani oleh pemuda lain.
“Saya minta agar razia di jalur yang menjadi lintasan truk sampah dirutinkan, karena mereka memiliki sistem baiat di kelompoknya,” katanya.
Kasubag Humas Polrestro Bekasi Kota Komisaris Erna Ruswing Andari, mengatakan kasus tersebut masih ditangani oleh penyidik Unit Reskrim Polsek Bantargebang.
Dia mengaku, telah mengantongi identitas pelaku. “Doakan, semoga pelaku bisa ditangkap,” kata Erna.