Laporan wartawan Wartakota, Junianto Hamonangan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebakaran yang terjadi di Museum Bahari, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (16/1) diawali dengan adanya percikan api.
Tidak lama berselang, dari peristiwa tersebut api kemudian membesar hingga menimbulkan kebakaran dahsyat.
Operator genset Museum Bahari, Cecep (72) mengatakan api bermula dari munculnya percikan api lampu neon di salah satu ruangan di Gedung C. Hal itu diketahui saat melihat kepulan asap dari lantai 1 Gedung C.
Baca: Tempat Kerjanya Terbakar, PNS Museum Bahari Kesurupan
“Pas sampai ruangan, saya lihat ada percikan api dari lampu. Lampunya nggak jatuh, percikan apinya saja yang jatuh ke bawah dan kena barang-barang bekas seperti spanduk, kain, kardus dan benda-benda plastik," kata Cecep, Selasa (16/1/2018).
Melihat kondisi itu, Cecep kemudian segera mengambil alat pemadam api ringan (APAR) yang ada di dekat ruangan. Namun, APAR yang diambilnya tidak terlalu berpengaruh dan hanya bisa digunakan sebentar.
“Di ruang itu nggak ada APAR. Saya bawa APAR dari luar, habis itu langsung sama temen manggil yang lain untuk bawa APAR,” kata pria yang sudah bolak-balik bekerja di Museum Bahari tersebut.
Hanya dalam waktu 15 menit, api kemudian membesar dan tidak terkendali. Bahkan api merembet Gedung A yang berada di dekatnya. Beruntung dalam kejadian itu tidak sampai menelan korban jiwa maupun luka.
“Nggak ada ledakan, api langsung gede. Waktu itu ada pengunjung dan anak-anak yang langsung saya suruh keluar. Mereka waktu itu lagu lihat-lihat koleksi,” tuturnya.