TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Ratusan pengemudi taksi daring dari sejumlah paguyuban yang ada di Palembang, berkumpul dan menggelar aksi damai di jalan Gubernur H Asnawi Mangkualam arah Bandara SMB II Palembang, Jumat (19/1/2018).
Aksi damai digelar sebagai aksi solidaritas atas pemukulan terhadap pengemudi taksi daring, bernama Candra.
Ia diduga menjadi korban pemukulan sekelompok sopir taksi di bandara.
Ratusan mobil milik pengemudi taksi daring berjejer parkir di sepanjang jalan akses bandara. Bahkan arus kendaraan sempat dibuat macet.
"Aksi ini sebagai aksi solidaritas. Kami tidak terima ada rekan kami yang dipukuli. Padahal rekan kami ini mau menjemput keluarganya di bandara dan sama sekali tidak menarik penumpang," ujar Rian, Koordinator Aksi.
Baca: Jasad Tanpa Kepala dan Tangan Itu Bernama Solihati, Dia Dilaporkan Hilang Sejak 7 November 2017
Dikatakan Rian, aksi pemukulan yang dialami rekannya bernama Chandra, terjadi Kamis (18/1/2017) sekitar pukul 16.00 WIB. Candra saat itu menjemput keluarganya di bandara.
"Lokasi kejadiannya di area parkir terminal kedatangan. Kami meminta pelakunya ditangkap yang dipukuli ini Candra dan istri.
Orang yang memukul itu dari sopir taksi konvesional dan taksi gelap yang ada di bandara," ujarnya.
Dari pantauan Sripo, aksi damai berjalan tertib, namun sempat tegang. Ketegangan terjadi jika ada mobil taksi bandara yang melintasi, taksi bandara diteriaki dan sempat ada yang dilempar botol air mineral.
Namun petugas kepolisian dari Polsek Sukarami dan Polresta Palembang, tetap siaga mengamankan aksi damai dan berjalan tetap tertib dan aman.
Sejumlah perwakilan driver taksol dipanggil pihak SMB II Palembang untuk mediasi di Kantor Avsec SMB II Palembang bersama pihak Angkasa Pura II dan TNI AU Palembang serta Polsek Sukarami.
Mediasi juga dihadiri Candra dan istrinya bernama Eka.
Baca: Penampilan Nagita Slavina dan Sarwendah Saat Kenakan Tas Mungil Berbanderol Puluhan Juta
"Teman-teman dari taksi daring mau menanyakan soal rekan mereka yang menjadi korban pemukulan. Semuanya sudah kita mediasikan dan ada beberapa kesepakatannya, " ujar Letkol (Paskhas) Mores Bonte, Kadis Ops Lanud Palembang.
Kesepakatan yang sudah disetujui bersama, Mores Bonte mengatakan, pertama yakni angkutan taksi daring dilarang keras untuk masuk ke bandara dan menjemput penumpang.
Dikarenakan belum ada kesepakatan bersama. Lalu untuk kasus pemukulan, sudah ditangani pihak kepolisian.
"Jadi untuk kasus pemukulan itu, pihak kepolisian yang berwenang. Untuk kapan angkutan daring bisa beroperasi di bandara, itu tentunya setelah ada kesepakatan bersama antara keduanya.
Pastinya kami dari TNI AU menegaskan bahwa area bandara aman-aman saja," tegas Mores. (*)