Menurutnya, tindakan menghilangkan nyawa orang adalah pelanggaran hukum berat yang tidak bisa dibenarkan.
Apalagi, pelaku menggunakan perlengkapan alat dinas saat di luar jam tugas.
"Menjadi polisi butuh seleksi. Polisi yang menjadi Brimob butuh seleksi. Brimob yang dipersenjatai juga butuh seleksi. Jadi kalau ada oknum anggota Brimob yang menembak orang sampai meninggal dunia hanya karena cekcok soal parkir, dan belakangan diketahui sering pamer senjata api di sosial media, berarti ada yang salah dengan psikologinya. Polri harus berani melakukan evaluasi terkait hal ini," katanya.
Edhy juga mengimbau kepada seluruh keluarga besar Partai Gerindra, supaya menahan diri, tidak mudah terprovokasi dan tetap solid menjaga barisan.
"Tetap satu komando. Jangan sampai peristiwa duka ini dimanfaatkan oleh pihak tertentu yang ingin merusak nama besar partai dan berupaya mengadu domba partai dengan institusi tertentu," katanya.
Sementara itu Ketua DPP Partai Gerindra Bidang Advokasi dan Hukum Habiburokhman menuturkan, saat tiba di Polres Bogor dirinya sangat kaget ternyata rekan-rekan korban Fernando Wowor justru diperiksa atas laporan istri si oknum polisi.
Dia menilai, hal tersebut tidak fair karena yang diperiksa justru kejadian setelah penembakan.
"Saya sudah menemui Wakapolres dan menyampaikan protes mengapa yang diperiksa justru atas dasar laporan istri pelaku yaitu Arief Rochmawan, Rizki Bayu Perdana, Rio Andika Putra Perdana, dan Arli Marasut. Mereka adalah dari anggota Gerindra," tuturnya.
Baca: Tiga Korban Robohnya LRT Diperbolehkan Pulang, Dua Lainnya Masih Dirawat di RS Columbia Asia
"Wakapolres mempersilakan kami melapor ke SPKT dan Propam," tambahnya.
Habib pun berharap agar Polri bisa bersikap profesional, terutama netral karena ini menyangkut oknum anggota.
Menurutnya, jangan sampai masyarakat berpersepsi apalagi kita bahwa tidak ada penegakan hukum.
"Sebab ini masalah nyawa dan kita tidak mau main-main, kita akan serius mengadvokasi masalah ini sampai dimanapun kita akan mencari keadilan. Sementara pelakunya sendiri sudah ditangkap atau belum oleh pihak kepolisian," katanya.
Habiburokhman membantah, korban merupakan lulusan akademi militer. Namun dia membenarkan Fernando memiliki kedekatan dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.