"Memang setiap hari Sabtu siswa SD mengenakan seragam pramuka karena memang ada ekskul pramuka di setiap SD di Depok setiap Sabtu," kata Nina.
Namun Nina memastikan saat Ayub tersedak dan akhirnya meninggal, terjadi bukan di saat Ayub sedang menjalani latihan Pramuka.
"Informasi yang saya dapat, korban meninggal dan tersedak biji rambutan bukan saat latihan pramuka," kata Nina.
Seperti diketahui Ajril Ayub Saputra, bocah laki-laki berusia 7 tahun, warga Kampung Lio, RT 5/13, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, meninggal dunia karena tersedak biji rambutan yang sedang dimakannya.
Siswa kelas I SDN Pancoran Mas, Kota Depok itu sempat dilarikan ke klinik yang merujuk ke rumah sakit terdekat.
Namun Ayub, anak pasangan Umar Sutarto dan Eppi Widianingsih itu, tak tertolong dan akhirnya meninggal dunia di rumah sakit. Ia kehabisan nafas karena biji rambutan yang nyangkut di tenggorokannya.
Peristiwa itu terjadi di lingkungan SDN Pancoran Mas I, di Jalan Kembang Lio, Pancoran Mas, Kota Depok, Sabtu (27/1/2018).
Ketua RW 13, Kelurahan Depok, Rohili menuturkan, dari informasi yang didapatnya kejadian berawal ketika Ayub memakan rambutan dengan mengulumnya berikut biji rambutandi dalam mulutnya
Kemudian Ayub mencuci tangan di wastafel sekolah, sementara rambutan berikut bijinya terus dikulumnya.
"Saat itulah, si anak terpeleset, dan akhirnya tersedak biji rambutan yang kemudian nyangkut di tenggorokannya," kata Rohili saat dihubungi Warta Kota, Minggu (28/1/2018).
Kemudian kata Rohili, Ayub ditolong oleh guru agamanya bernama Yuda yang membawanya ke Klinik Bahar Medika di Jalan Dewi Sartika, Pancoran Mas, Depok.
Namun klinik tersebut tak mampu menanganinya dan merujuk Ayub ke RS Harapan di Jalan Pemuda, Pancoran Mas, Depok.
"Tapi akhirnya tetap tak tertolong, karena si anak sudah kehabisan nafas saat di rumah sakit dan akhirnya meninggal dunia," kata Rohili.
Menurut Rohili peristiwa ini sangat memukil keluarga korban terutama kedua orangtuanya. "Korban sudah dimakamkan, Sabtu sore, kemarin," kata Rohili.
Mia, tetangga korban, menyebutkan bahwa Ayub adalah teman main anaknya sehari-hari.
Menurut Mia, peristiwa yang terjadi pada Ayub harus dijadikan pelajaran penting bagi siapapun.
"Warga di sini kaget semua dan sedih dengan kejadian itu, terutama keluarga dan orangtua korban," kata Mia saat dihubungi Warta Kota, Sabtu (28/1/2018). (Budi Sam Law Malau)