TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meninjau lokasi kebakaran di Krukut, Tamansari, Jakarta Barat, Selasa (30/1/2018).
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti, mengatakan terdapat masalah terkait sanitasi di sekitar posko pengungsian korban kebakaran Tamansari.
Masalah sanitasi itu adalah kurangnya WC umum di sekitar lokasi posko.
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com, hanya terdapat dua buah WC umum bagi para korban kebakaran.
"Keluhannya WC umum. WC umum yang disediakan hanya dua, sementara warga yang mengungsi begitu banyak dan letaknya jauh," ujar Retno, di Krukut, Tamansari, Jakarta Barat, Selasa (30/1).
Baca: Pasca Kebakaran Krukut, Bantuan ke Korban Terus Mengalir
Hingga saat ini, kata Retno, sebagian para korban terpaksa memanfaatkan WC umum berbayar lantaran minimnya sarana sanitasi itu.
"Mereka akhirnya tetap bisa buang air tapi bayar di toilet umum yang bayar, kalau mandi Rp 2.000, kalau buang air Rp 1.000," ungkapnya.
Lebih lanjut, masalah sanitasi ini harus segera diatasi.
Retno pun berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk segera mengatasi masalah ini.
Meski terlihat sepele, namun dampaknya sangat besar.
"Paling tidak dinas terkait bisa menyediakan fasilitas MCK (Mandi Cuci Kakus) umum lebih banyak tentunya. Ini cuma dua," pungkasnya.
Sebelumnya, kebakaran hebat terjadi di 10 RT di Jalan Keutamaan Dalam, Krukut, Tamansari, Jakarta Barat, Sabtu (27/1/2018) dini hari, yaitu RT 007, 008, 009, 010, 011, 012, 013, 014, 015, dan RT 016 di RW 003.
"Kebakaran terjadi sekira pukul 02.30 WIB," ujar Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat, Abdul Cholik, Sabtu (27/1).
Abdul mengatakan, sebanyak 2.400 jiwa kehilangan tempat tinggalnya dan harus mengungsi. Sebanyak 38 unit mobil pemadam dengan 210 personil pemadam kebakaran dikerahkan untuk menjinakkan api dari kawasan permukiman penduduk ini.
Beruntung, tak ada korban jiwa maupun korban luka dalam peristiwa ini.