TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tubuh Aris mulai tampak lemah ketika menyaksikan jasad ibunya Mimin Mintarsih dimasukkan ke liang lahat di TPU Legoso, Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (11/2/2018) siang.
Tak lama kemudian, Aris benar-benar terkulai. Ia jatuh pingsan dan digotong ke aula TPU Legoso sekitar pukul 14.00.
Kerabat Aris langsung memberikan pertolongan pertama dengan cara mengoleskan minyak kayu putih ke bagian hidung Aris. "Namanya Aris, anak Ceu Mimin," kata seorang warga.
Sekitar 15 menit kemudian, Mira, saudara kandung Aris, juga jatuh pingsan. Awalnya Mira dibawa ke pos jaga TPU Legoso. Namun kemudian, warga membawanya masuk ke aula TPU.
"Mira ini saudara kandung Aris, anaknya Ceu Mimin juga," ujar seorang wanita paruh baya.
Di aula, kakak beradik itu mendapatkan pertolongan dari kerabat dan warga Pisangan. Saat yang sama, suara tangisan keluarga almarhumah Mimin terdengar menggema di aula TPU Legoso.
Mimin adalah salah satu dari 27 korban tewas dalam kecelakaan bus pariwisata bernomor polisi F 7959 AA di tanjakan Emen, Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (10/2) sekitar pukul 17.00 WIB.
Selain Mimin, ada pula Lili dan Masiah yang menjadi korban tewas. Jenazah keduanya tiba di TPU Legoso sekitar pukul 14.30 WIB.
Begitu kedua jenazah datang, penggali kubur yang biasa dipanggil Mang Dolim jatuh pingsan. Rupanya, Dolim adalah kerabat dari Lili dan Masiah.
Meski terbiasa mengurusi pemakaman jenazah, Dolim rupanya tidak kuat menahan kesedihan juga ketika yang diurus adalah jenazah kerabatnya sendiri.
Apalagi Lili dan Masiah meninggal dalam kecelakaan yang tragis. Warga yang berada di lokasi pemakaman langsung memberikan pertolongan pertama kepada Mang Dolim.
Baca: Perum Bulog Ajukan Izin Impoir Daging 100.000 Ton Tahun 2018
Baca: Eksekutif di Singapura dan China Digaji Lebih Mahal Ketimbang Kolega Mereka di Jepang
"Air putih diusapkan ke bagian kepala dan mukanya," tutur warga yang ikut menolong.
Seorang wanita yang menahan tubuh Mang Dolim membimbingnya untuk mengucapkan istighfar di telinga Mang Dolim. "Astaghfirullahal'azim," ucap wanita tersebut berulang kali.
Tidak lama kemudian, Mang Dolim pun sadar. Ia selanjutnya digotong ke aula TPU Legoso.
Kemarin, sebanyak 10 liang kubur disiapkan di TPU Legoso. Semuanya untuk jenazah korban kecelakaan bus pariwisata di Subang. Dari 10 liang kubur, dua di antaranya berbentuk kuburan massal.
"Panjangnya 14 meter, lebar 2 meter dan dalamnya 1,5 meter," ujar Rian, operator alat berat yang menggali liang kubur, kepada Warta Kota, Minggu (11/2).
Satu liang kubur massal lainnya memiliki panjang 6 meter, lebar 2 meter dan dalam 1,5 meter. "Dua liang kubur massal itu untuk 18 jenazah," kata Andi, operator alat berat juga.
Delapan liang kubur berukuran normal untuk masing-masing 1 orang jenazah, dipersiapkan untuk makam salah satu keluarga. "Yang lima liang kubur ini untuk keluarga dari bapak Bondan," tutur Yoga, kerabat korban yang ditemui Warta Kota di TPU Legoso.
Sedangkan 3 liang kubur lain juga dipersiapkan untuk pemakaman jenazah yang masih satu keluarga.
Sebelumnya, kemarin siang, hujan tangis juga terjadi saat jenazah-jenazah korban tiba di RSUD Tangerang Selatan, setelah dibawa dari Subang.
Para keluarga korban yang telah menunggu sejak semalam sebelumnya, tampak berkumpul di bawah tenda besar. Tenda tersebut sengaja dipasang tepat di sisi ruang Pemulasaraan jenazah RSUD Tangsel.
Begitu sirine mobil ambulans tiba, suasana haru pecah makin terasa. Para keluarga tak kuasa menahan tangis dan jerit histeris seolah tidak percaya orang yang mereka cintai telah tiada.
"Mamah, Mamah," tangis seorang gadis belia melihat mobil ambulans pengangkut jenazah ibunya tiba di ruang pemulasaraan jenazah.
Hal serupa terjadi saat beberapa jenazah lain tiba di ruang pemulasaraan. Pihak keluarga tak bisa membendung rasa haru.
Bahkan ada juga yang sempat terkulai lemas dan pingsan menyaksikan tubuh saudaranya dikeluarkan dari dalam mobil ambulans dengan posisi terbungkus keranda mayat.
Seluruh jenazah dimandikan dan dibersihkan terlebih dahulu sebelum dikafani. Setelah itu, jenazah disalati di masjid yang lokasinya bersebelahan dengan ruang pemulasaraan, baru kemudian dibawa ke makam. (m15/m16/m14/dik)