TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengatakan, hubungan antara militer Republik Indonesia (RI) dan Amerika Serikat (AS) membaik.
Hal itu ditunjukkan dengan ajakan Amerika Serikat kepada Komando Pasukan Khusus atau Kopassus untuk latihan militer bersama.
Bahkan, kata Moeldoko, Amerika tidak lagi menyinggung dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Kopassus selama operasi di Timor Timur, Kerusuhan Mei 1998, dan lainnya.
"Sudah (membaik). Saya pikir (dugaan pelanggaran HAM) sudah enggak menjadi isu. Kemarin dubesnya sudah bicara ya," ungkap Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa, 20 Februari 2018.
Moeldoko memang menerima kunjungan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph Donovan pada Senin 19 Februari 2018.
Dalam pertemuan itu, Donovan menuturkan negaranya kini membuka kembali kebijakan latihan militer bersama Kopassus.
Mula-mula latihan bersama akan dilakukan oleh militer Amerika dan Detasemen 81 Kopassus. Detasemen 81 Kopassus adalah pasukan elite TNI Angkatan Darat yang memiliki keahlian dalam penanggulangan terorisme.
"Saya sangat memahami kebijakan penyeimbangan kembali (rebalancing) yang ditempuh oleh Amerika Serikat terhadap kawasan Asia Pasifik," katanya.
Moeldoko mengatakan, Kopassus sebagai satuan elite Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki kemampuan tinggi mengatasi hal-hal yang luar biasa. Keahlian Kopassus sangat penting untuk menjaga stabilitas kawasan Asia-Pasifik.
"Jadi kalau lingkungan ini membutuhkan Kopassus, akan sangat efektif. Maka dengan dibukanya hubungan yang sangat baik ini nanti situasi akan menjadi bagus bagi kedua pihak maupun secara regional," tutur Moeldoko.
Mantan Panglima TNI ini menjelaskan bahwa kerja sama militer yang ditawarkan oleh Amerika Serikat tidak hanya untuk Kopassus, tapi juga satuan lain.
Adapun mengenai kapan latihan bersama itu dilakukan, semuanya diserahkan kepada Markas Besar TNI dan Amerika.
"Untuk TNI secara keseluruhan, selama ini kan sudah berjalan cukup bagus. Kita punya beberapa materi dengan Amerika, baik Angkatan Laut, kepolisian, maupun Angkatan Darat," jelas Moeldoko.
Moeldoko menuturkan, Indonesia dan AS memiliki sejarah kerja sama yang panjang dalam banyak bidang. Sebagai negara terbesar di kawasan Asia Tenggara, Indonesia memainkan peranan kunci dalam menjaga stabilitas kawasan ini.
Ia bercerita saat dulu menjabat sebagai Panglima TNI, dirinya pernah berkunjung ke China dan menyampaikan pandangan agar sama-sama menjaga kestabilan di kawasan Asia Pasifik.
"Karena itu masing-masing negara yang memiliki pengaruh besar di kawasan ini tidak mengambil kebijakan yang dapat menurunkan kestabilan di kawasan Asia Pasifik," kata Moeldoko.