News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

kebun Raya Memberikan Manfaat Kesehatan Bagi Manusia kata Karen Tambayong

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Karen Tambayong

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) kembali mengadakan Focus Group Discussion (FGD) seri kedua yang dilaksanakan pada Selasa (27/2/2018) di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan.

Dalam diskusi kali ini dibahas empat topik, yaitu Perbandingan Kebun Raya Indonesia dengan Kebun Raya di Dunia Pentingnya Kebun Raya Bagi Keberlanjutan Industri Berbahan Baku Sumber Daya Alam Fungsi Lain Kebun Raya sebagai Penunjang Kesehatan Masyarakat dan Inisiatif Daerah dalam Pembangunan Kebun Raya.

Wakil Ketua I Yayasan Kebun Raya Indonesia, Michael Sumarijanto mengatakan ada lima fungsi kebun raya yang selalu didengungkan oleh Ketua Umum Yayasan Kebun Raya Indonesia Megawati Soekarnoputri.

"Kelima fungsi ini yaitu fungsi konservasi, penelitian, pendidikan, wisata, dan jasa lingkungan. Semuanya ini menjadi tantangan bagi Kebun Raya. Atas saran Ibu Mega, kita ingin menggerakkan masyarakat untuk mendukung kebun raya," kata Michael.

Memasuki sesi diskusi, Peneliti Utama Bidang Botani, Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya-LIPI
Dr. Ir. Joko Ridho Witono yang membawakan topik Perbandingan Kebun Raya Indonesia dengan
Kebun Raya di Dunia mengatakan bahwa hingga Februari 2018, Indonesia hanya memiliki 37 kebun
raya yang meng-cover 47 region di Indonesia.

"Tantangan ke depan bagi Kebun Raya adalah menambah kebun raya. Kebun raya juga perlu untuk
bermetamorfosis untuk membuat masyarakat tertarik mengunjungi kebun raya," tutur Joko Ridho.

Sedangkan Rika Anggraini, General Manager of Corporate Affairs & Sustainability The Body Shop, yang
membahas Pentingnya Kebun Raya Bagi Keberlanjutan Industri Berbahan Baku Sumber Daya Alam.

"Bahwa industri terkait erat dengan plasma nutfah. Banyak industri, khususnya industri
kosmetik membutuhkan bahan dasar yang terbaik dan ini berasal dari alam. Harusnya kebun raya bisa menjadi center of knowledge atau center of data yang bisa dimanfaatkan industri. Mungkin kedepannya ada lebih banyak lagi perusahaan yang berhubungan langsung dengan kebun raya dan organisasi-organisasi yang bergerak di bidang konservasi ikut dalam FGD ini supaya pemikirannya lebih komprehensif dalam memanfaatkan plasma nutfah," papar Rika.

Dalam topik Fungsi Lain Kebun Raya sebagai Penunjang Kesehatan Masyarakat yang disampaikan
oleh Karen Tambayong dari Yayasan Kebun Raya Indonesia menyatakan bahwa ada banyak
penelitian yang menyatakan bahwa kebun raya memberikan manfaat kesehatan bagi manusia.

"Fungsi kesehatan ini diantaranya meningkatkan relaksasi, mengurangi stress dan depresi,
mengurangi kecemasan dan ketakutan, meningkatkan fungsi kognitif dan meningkatkan interaksi. Pohon sendiri dapat membantu meningkatkan imunitas tubuh. Salah satunya dengan gerakan tree
hugger atau peluk pohon. Berdasarkan penelitian Rook (2003), gerakan memeluk pohon dapat
meningkatkan imunitas tubuh karena relaksasi dan terpapar oleh beragam mikroorganisme yang
berasal dari alam," urai Karen.

Pada topik Inisiatif Daerah Dalam Pembangunan Kebun Raya, Bupati Kabupaten Boyolali, Seno
Samodro menyatakan bahwa ada tiga program utama yang sedang diwujudkan Boyolali, yaitu green
city (kota hijau), water city (kota air), dan smart city (kota pintar).

Ketiganya sesuai dengan visi Green City yang diusung Kabupaten Boyolali untuk periode 2016-2021. Implementasi dari visi kota hijau ini adalah pembangunan Kebun Raya Indrokilo tahun 2015.

"Visi Kebun Raya Indrokilo Boyolali adalah menjadi kebun raya terkemuka di dunia dalam bidang
konservasi tumbuhan hutan hujan dataran rendah Jawa bagian Timur untuk pemanfaatan yang
berkelanjutan," kata Seno.

Membuka sesi tanya jawab dengan peserta, Wakil Ketua II Yayasan Kebun Raya Indonesia Dr.
Alexander Sonny Keraf memberikan apresiasi atas terselenggaranya FGD seri kedua ini.

Ia menyampaikan bahwa kekayaan plasma nutfah yang dimiliki Indonesia perlu dikelola dengan baik
agar tidak hilang begitu saja.

"Plasma nutfah ini merupakan kekayaan yang renewable (dapat diperbarui) tapi kalau kita tidak
memberikan perhatian, jangan-jangan nanti kita harus mengimpor kekayaan alam ini. Pertanyaan
besar kita adalah bagaimana kita bisa mengelola kebun raya secara modern dan berkelanjutan," ujarnya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini