Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konstruksi Light Rail Transit Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, disebut dapat menahan gempa hingga 8 Skala Richter.
General Manager Departemen LRT PT Adhi Karya Agus Karianto mengatakan, proyek LRT dijamin ketahanan bangunannya.
Bahkan, dapat menahan gempa hingga 8 Skala Richter.
Baca: KNPI DKI Gelar Diskusi Publik dan Deklarasi Gerakan Lawan Hoax Serta SARA
"Kalau gempa 7 sampai 8 SR tak akan runtuh. Ketahanan konstruksi terhadap gempa didapat melalui penggunaan teknologi Lead Rubber Bearing," ujarnya, Kamis (15/3/2018).
Agus menerangkan, LRB merupakan bantalan yang terbuat dari karet yang dipasang di sela konstruksi pierhead dan U-Shape Grider.
Baca: Komnas HAM Sambangi KPK Besok Bahas Penuntasan Kasus Novel Baswedan
Pierhead adalah konstruksi beton melebar yang ada di bagian paling atas tiang pancang.
Konstruksi berfungsi sebagai dudukan jalan layang. Sementara U-Shape Grider merupakan konstruksi beton berbentuk U yang berfungsi sebagai jalur LRT. Menurut Agus, LRB diimpor dari Selandia Baru, Tiongkok, dan Italia.
Baca: Alasan Golkar Belum Umumkan Calon Wakil Presiden Untuk Pendamping Jokowi
"Teknologi LRB dapat menyerap getaran gempa. Dengan begitu, beban getaran terhadap konstruksi akan menjadi lebih ringan," ujarnya.
Pengerjaan proyek LRT Jabodebek memasuki Tahap 1 dengan jurusan Cawang Cawang-Dukuh Atas, Cawang-Bekasi Timur dan Cawang-Cibubur.
Tahap 1 ditargetkan selesai dibangun pada Mei 2019.
Pembangunan konstruksi LRT Jabodebek sudah mencapai 34 persen dari total panjang lintasan 43 kilometer.