TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 300 perempuan yang berambut sehat menyumbangkan mahkota rambutnya.
Dari berbagi rambut itu, terkumpul 15 ikat rambut sepanjang 25 cm guna membantu pasien kanker yang mengalami kebotakan usai menjalankan kemoterapi.
"Berbagi rambut atau aksi sosial hair to share telah kami rencanakan sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk mensupport mental pasien dan meringankan beban mereka yang telah menjalankan kemoterapi kanker. Umumnya pasien kemoterapi kanker payudara dan pasien kanker serviks, " ungkap Wakil Ketua Siloam Cancer Support Community (SCSC), Chitra Dewi Arumi, saat dihubungi media, Selasa (20/3) di Jakarta.
Chitra Dewi Arumi turut mengimbau agar para wanita melakukan deteksi dini kanker payudara melalui program SADARI dan USG payudara.
"Agar jika terdiagnosa lebih dini, lebih bisa disembuhkan," katanya..
Adapun sumbangan berbagi rambut didapat melalui para pelajar putri dan alumni dari SMP Pangudi Luhur (PL) di Jakarta Selatan.
Baca: 6 Kebiasaan Buruk di Pagi Hari yang Dapat Sebabkan Kanker
Keterlibatan para pelajar merupakan salah satu tujuan panitia sekolah tersebut agar sejak dini para siswa telah mengetahui pentingnya deteksi dini.
"Selain turut membantu, kami ingin para siswa siswi mengetahui bahwa pentingnya deteksi dini guna mencegah penyakit kanker. Mudah mudahan aksi hair to share ini dapat meringankan beban psikologis pasien, "sebut Fransiska Kuntodarsono
Aksi hair to share sebelumnya telah berlangsung pada Sabtu (18/3/2018).
Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Prof. Aru W Sudoyo, SPPD, KHOM., menjelaskan bahwa syarat agar dapat berbagi rambut dapat dilakukan dengan catatan rambut peserta dinyatakan sehat, tidak kusam, tidak berwarna dan minimal panjang 25 cm.
Aksi yang ikut didukung RS Siloam TB Simatupang dan Yayasan Kanker Indonesia direncanakan akan berlanjut di setiap sekolah.