TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sungai Banjir Kanal Timur (BKT), Marunda, Jakarta utara digenangi busa.
Tidak sedikit juga yang mempertanyakan bagaimana busa sebanyak itu bisa berada di Sungai BKT.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Satuan Pelaksana Unit Pengelola Kegiatan (Kasatlak UPK) Badan Air Jakarta utara, Lambas Sigalingging mengatakan hal tersebut merupakan kejadian yang alami.
Menurutnya busa timbul karena ada pertemuan terjal antara air tawar dan laut yang menyebabkan busa tersebut terbentuk.
Baca: Deklarasi Pencapresan Prabowo Subianto Setelah Pilkada
Hal tersebut diungkapkan dirinya saat ditemui TribunJakarta.com, Rabu (28/3/2018) siang di Pintu Air Marunda.
"Pengalaman kita selama saya disini dan juga hasil berbicara dengan masyarakat, busa ini adalah disebabkan gerojokan air tawar yang masuk ke air laut," ujar Lambas.
Lambas juga mengatakan sempat dirinya menutup pintu air Marunda, alhasil busa tidak muncul karena tidak terjadi pertemuan air tawar dan laut secara terjal.
"Dulu pernah kita tutup pak, ternyata ga ada busanya tuh," ujar Lambas menambahkan.
Dirinya juga tidak setuju jika hamparan busa yang ada di Sungai BKT dikatakan sebagai limbah karena hal tersebut merupakan alamiah.
Baca: Go-Jek Tak Gentar Grab Akuisisi Uber, Lebih Sedikit Pemain, Jalur Jadi Lebih Mulus
"Jadi saya kurang setuju kalo dikatakan ini limbah, ya karena ini alamiah," ujar Lambas.
Simak videonya di atas. (*)