Laporan Wartawan Warta Kota, Panji Baskhara Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suara gemuruh petir terus terngiang di telinga Wuri Asri (40). Sekelebat cahaya kilat tiba-tiba menyambar tiang listrik di depan rumahnya.
Ia melihatnya, saat mencoba mengintip awan mendung di langit dari jendela ruang tamu rumahnya sambil memeluk kedua anak laki-lakinya yang masih kecil.
Fenomena itu, dilihatnya secara tidak sengaja, pada Kamis (29/3/2018).
Ia mengatakan, tidak ada firasat buruk sedikit pun sebelum kebakaran terjadi di Perumahan Taman Kota RT 001 dan 016 RW 005, Kembangan Utara, Kembangan, Jakarta Barat, Jumat (30/3) pagi.
Namun ternyata gemuruh dan rentetan suara kilat itu membuat 500 rumah warga termasuk kediamannya terbakar.
"Saya melihat ada kilatan cahaya pak, rentetan suara kilat itu sahut-menyahut. Anak-anak kala itu di ruang tamu saya peluk erat. Saya pun tak tahu kilat yang menyambar tiang listrik yang di depan rumah saya itu, jadi bencana buat saya dan warga lainnya," ujarnya.
"Semua.. Semuanya.. Habis. Terbakar, hangus semua," papar Wuri sembari duduk dan memeluk erat kedua anaknya tepat di reruntuhan rumahnya yang hangus terbakar, Jumat (30/3/2018).
Wuri menerangkan, kala kejadian kebakaran ini terjadi, ia sempat menenangkan anaknya yang tengah ketakutan akan suara petir.
Ketika ditanya kronologis kebakaran, air mata Wuri sontak membasahi kedua bola matanya.
Wuri mengatakan, tak mampu bercerita cukup banyak. Ia menjelaskan, hanya dua anaknya itu menjadi harta terkahir Wuri.
Baca: Politisi PKB: Jokowi Akan Menang Kalau Lawan Prabowo, Tapi. . .
Baca: PT Heinz ABC Nyatakan Sudah Tarik Produk Makarel Kaleng yang Diduga Mengandung Cacing
"Semuanya enggak ada (Ludes terbakar) cuma dua anak saya yang masih kecil ini, jadi harta terakhir saya," kata Wuri yang sudah menjanda setahun lebih.