News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tingkat Stress Warga DKI Tinggi, Anies: Jangan Anggap Sepele

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anies Baswedan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupaya mengatasi permasalahan kesehatan jiwa yang dialami warga ibu kota. Diperlukan peran semua pihak memikirkan keperawatan jiwa.

Pernyataan itu disampaikan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, saat membuka Seminar Keperawatan Jiwa dan Musyawarah Wilayah Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia (IPKJI) Provinsi DKI Jakarta.

"Menjadi penting, karena kami ingin warga Jakarta merasa kesehatan dalam artian penting. Peran semua termasuk berkumpul memikirkan keperawatan jiwa," tutur Anies, dalam acara yang diselenggarakan di Aula Rumah Sakit PGI Cikini, Sabtu (7/4/2018).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan prevalensi gangguan jiwa berat di Indonesia sebesar 1,7 per mil penduduk dan gangguan mental emosional 6,0 % penduduk.

Sedangkan, data Provinsi DKI Jakarta yang disajikan oleh Badan Litbangkes Kemenkes 2013 dalam bukunya Riset Kesehatan Dasar dalam Angka Provinsi DKI Jakarta menunjukkan prevalensi gangguan jiwa berat di ibu kota negara itu sebesar 1,1 per mil.

Kota Jakarta Timur menduduki peringkat tertinggi, yaitu 2,2 per mil, disusul Kepulauan Seribu 1,5 per mil, Jakarta Utara 1,2 per mil, Jakarta Barat 1,0 per mil, Jakarta Selatan 0,2 per mil dan Jakarta Pusat 0,0 per mil.

Sedangkan gangguan mental emosional prevalensinya 4,4 %. Jakarta Timur menduduki peringkat paling tinggi gangguan mental emosional di atas dari prevalensi Provinsi DKI yaitu 6,4 %, disusul Kepulauan Selatan 4,5 %, Jakarta Utara 4,1 %, Jakarta Pusat 3,4 %, Jakarta Barat 2,7 %, dan Kepulauan Seribu 1,0 %.

"Data menunjukkan Jakarta salah satu kota memiliki tantangan pengelolaan gangguan mental emosional, 4,4 persen. Ini semua mengirimkan pesan kita tidak bisa menganggap sepele, di puskesmas kita lihat asumsi kesehatan fisik padahal mental tidak kalah penting," kata dia.

Sementara itu, Ketua IPKJI DKI Jakarta, Evin Novianti, mengatakan kondisi mental urban di DKI Jakarta sudah sampai titik maksimum tingkat stress. Untuk itu, dia berupaya menanggulangi gangguan kejiwaan itu.

"Kami sudah bergerak dengan adanya masalah mental urban. Harus fokus pada kelompok masyarakat sehat yang berisiko, itu harus diantisipasi. Kami mengadakan pelatihan buat kader, mengajarkan kader untuk deteksi dini, bagaimana mengenal gejala awal," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini