News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kata Anies, 24 Orang Meninggal Setelah Kampung Akuarium Digusur Dua Tahun Lalu

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunjungi Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara pada Sabtu (14/4/2018).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengungkapkan ada puluhan warga Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara yang meninggal dunia akibat penggusuran paksa yang dilakukan dua tahun silam.

Dua tahun lalu, Kampung Akuarium digusur oleh Gubernur DKI sebelumnya, yakni Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

“Di dua tahun perjalanan ini, ada 24 orang yang meninggal di tempat tanpa adanya perlindungan yang baik. Kalau panas ke panasan, kalau hujan ke hujanan,” ungkap Anies saat berada di lokasi, Sabtu (14/4/2018).

Dalam kesempatan itu, Anies juga mengenang ketika dirinya bertemu dengan seorang ibu di Kampung Akuarium yang harus kehilangan anak dan suaminya dalam waktu hampir bersamaan.

“Saya bertemu dengan seorang ibu yang pada waktu itu saya kunjungi, anaknya tidak lama kemudian wafat. Ibu itu kehilangan anak dan kehilangan suami bahkan anak yang masih ada pun putus sekolah,” katanya.

Baca: Anies Tersenyum saat Warga Kampung Akuarium Teriak Maju Presiden 2019

“Kalau ditanyakan penderitaan, maka cobaan yang dihadapi itu komplit. Ibu mana yang pernah membayangkan, melahirkan anaknya lalu menguburkan anaknya? Nggak ada dan ibu ini mengalami dia melahirkan dan dia menguburkan,” ucap Anies.

Mendengar cerita Anies, Sukarti (45) pun langsung menghampiri Anies usai memberi sambutan.

Sukarti tidak menyangka Anies masih mengingat penderitaan yang dulu pernah dialami.

Sukarti langsung mencegat Anies dan mencium tangan orang nomor satu di Jakarta tersebut.

Air matanya mengalir tak terbendung menceritakan nasibnya yang sekarang hanya tinggal berdua dengan anak laki-lakinya yang putus sekolah.

“Anak saya, Eka Juanti (23) meninggal karena sakit kalium dan kekurangan gizi pada 2 Mei. Nggak lama suami saya, Juang (42) meninggal karena menderita sakit paru-paru pada 5 Desember,” ungkapnya.

Sukarti pun berharap agar anaknya yang putus sekolah karena tidak ada biaya saat menginjak kelas 1 SMP, bisa kembali menimba ilmu.

Ia pun sedang mencari pekerjaan demi menyambung hidupnya dan anaknya.

“Kondisi sekarang bikin saya ada sedih ada senang, sedih karena nggak ada suami dan anak tapi senang juga karena sudah ada shelter dan dapat tempat tinggal yang layak. Saya juga berharap anak saya bisa kembali sekolah,” tutupnya.

 Penulis: Junianto Hamonangan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini