TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asal usul Stefanus alias ST (25) bisa dekat hingga tega menghabisi nyawa Laura alias LR (41) terungkap.
Sebelum berniat menjalin hubungan ke jenjang pernikahan, ST awalnya mengenal LR saat berada di satu lapangan bulu tangkis di wilayah Jakarta Barat.
LR yang merupakan lulusan S-2 di Australia memiliki hobi bulu tangkis tak sengaja bertemu ST yang berprofesi sebagai sopir taksi online di lapang bulu tangkis.
Baca: Kasus Gadis Cilik Tewas Terbungkus Karung Belum Terungkap, Polisi Kembali Periksa 4 Saksi
Seringnya bertemu di lapang bulu tangkis membuat keduanya pun saling mengenal dan dekat.
Panit Reskrim Polsek Tambora, Jakarta Barat, Iptu Eko Agus mengatakan baik ST maupun LR, keduanya memiliki hobi bermain bulu tangkis.
"Mereka itu kenal karena sama-sama suka main bulu tangkis. Karena sering bertemu dan main bulu tangkis bareng makanya jadi dekat," kata Eko saat dihubungi TribunJakarta.com, Minggu (6/5/2018).
Baca: Stefanus Bunuh dan Bakar Calon Istri di Tambora, Ini Fakta dari Polisi
Keduanya sering bermain bulu tangkis di Lapangan yang berada di daerah Jelambar dan di daerah Pantai Indah Kapuk.
Lantaran memiliki kesamaan hobi itulah, keduanya yang terpaut usia 16 tahun itu semakin dekat hingga akhirnya berpacaran.
"Kenalnya itu sudah lama. Tapi kalau pacarannya baru sekitar 9 bulan," kata Eko.
Setelah menjalin hubungan, mereka pun memutuskan untuk menikah.
Baca: Ibu Kandung Korban: Pelaku Pembunuhan dan Pembakar Calon Istri Sudah 5 Bulan Tak Pulang
Rencananya dua sejoli tersebut akan menikah Agustus 2018.
Mereka pun sudah melakukan sesi foto prewedding, Rabu (2/5/2018).
Namun, jelang pernikahan pertengkaran hebat terjadi.
ST yang disulut emosi pun menghabisi nyawa LR.
LR tewas ditusuk ST di kamarnya di Jalan Alaydrus, Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (3/5/2018) siang sekira Pukul 13.00 WIB.
Untuk menghilangkan jejak, ST membuang dan membakar jasad LR di Pantai Karang Serang, Kabupaten Tangerang.
Sebelum membakar jasad korban, pelaku sempat menyimpan jasad korban di dalam mobilnya saat pulang ke rumahnya di Pekojan, Tambora, Jakarta Barat.
ST pun ditangkap polisi, Sabtu (5/5/2018).
Motif
Kepala Kepolisian Sektor Tambora Komisaris Ivertson Manossoh mengungkap motif di balik pertengkaran ST dan LR yang berujung maut.
Beberapa bulan sebelum pernikahan, ST dan LR kerap berselisih.
Setiap cek-cok, LR kerap menyinggung biaya pernikahan sebesar Rp 250 juta.
"Kadang-kadang, dia mengungkit masalah pernikahan. Biaya pernikahan Rp 250 juta kurang lebih ditanggung pihak perempuan semuanya," ujar Ivertson saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (6/5/2018).
ST memendam perasaan kesal.
Emosinya tak terkendali, begitu cek-cok besar pada Kamis (3/5/2018) di Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat.
ST membunuh LR dengan menusukkan pisau di bagian dada, perut, dan punggung.
"Dia motifnya sakit hati, karena merasa direndahkan harga dirinya," kata Ivertson. (TribunJakarta/ Tribunnews.com)