News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dikira Teroris, Sopir Angkot Bawa Seorang Wanita dan 6 Anak ke Polisi, Akhirnya Malah Telantar

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas Pelayanan, Pengawasan, dan Pengendalian Sosial (P3S) Jakarta Timur mengantar seorang wanita bersama enam anaknya yang diduga teroris

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Nasib naas dialami oleh seorang ibu bernama Zamirah (38), ia bersama enam anaknya yang masih kecil terpaksa harus terpisah dari suami dan satu anak lainnya.

Saat itu, Zamirah beserta suami dan anaknya hendak menuju daerah Ciputat dengan menaiki sebuah angkutan kota (angkot).

Namun, saat suami dan satu anaknya turun terlebih dahulu dari angkot, tiba-tiba kendaraan umum tersebut langsung jalan dan memisahkan mereka.

Supir angkot lantas membawa Zamirah dan keenam anaknya menuju kantor polisi karena menaruh curiga bahwa mereka adalah teroris.

"Zamirah yang berusia 38 tahun ini dibawa ke kantor polisi oleh supir angkot tersebut, si supir sepertinya curiga mereka teroris makanya dibawa ke kantor polisi," ucap Nimun, seorang petugas Pelayanan, Pengawasan, dan Pengendalian Sosial (P3S) Jakarta Timur, Rabu (23/5/2018).

Setelah diperiksa oleh petugas kepolisian, tidak ditemukan tanda-tanda mereka teroris, sehingga aparat penegak hukum tersebut membawanya ke Dinas Sosial Kota Tangerang Selatan.

Sesampainya di Kantor Dinsos Kota Tangsel, ternyata mereka diantarkan kembali ke Sudin Sosial Jakarta Timur lantaran sang ibu memiliki KTP yang beralamat di daerah Jaktim, tepatnya di Jalan Perintis Kemerdekaan.

Petugas Sudinsos Jaktim pun sempat mengalami kesulitan menggali informasi terkait identitas dan pekerjaan suaminya lantaran wanita tersebut mencoba menutupinya.

"Sebelumya kami kesukitan mencari informasi identitas dan pekerjaan suaminya karena dia mencoba menutupinya," kata dia.

"Tetapi akhirnya ia mau berbicara, kalau menurut beliau suaminya bernama Hanri Jeki, lulusan Gontor tahun 1996 dan pernah mengenyam pendidikan perguruan tinggi di Arab Saudi, dia juga bilang suaminya pernah jadi ajudan Zainal Ma'arif," tambahnya.

Sebelumnya, mereka menuju kawasan Ciputat karena hendak menuju rumah kerabatnya setelah mereka diusir dari kontrakannya lantaran belum membayar tagihan.

"Tadinya mereka tinggal berkeluarga suami dan istri beserta tujuh anaknya di sebuah kontrakan di daerah Kramat Pella, tapi karena belum membayar tagihan kontrakan akhirnya keluarga tersebut diusir oleh sang pemilik kontrakan tersebut," ucap Nirmala.

Lebih lanjut ia menceritakan, keluarga ini sempat tinggal di sebuah Masjid di wilayah Blok M, tetapi pengurus masjid tersebut tidak menyukai keberadaan mereka dan menyarankan untuk tinggal di panti sosial.

"Mereka ngaku punya kerabat di Ciputat makanya sekeluarga memutuskan pergi ke tempat kerabatnya itu untuk mendapat tempat ti ggal sementara," ujarnya.

Untuk sementara, ibu dan keenam anaknya ini dibawa ke Panti Sosial Perlindungan Bakti Kasih, Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat untuk mendapat perawatan sementara dan dipenuhi kebutuhannya.

Miftahul Huda, selaku bagian humas/informasi Dinsos DKI Jakarta mengatakan, bagi suami atau keluarga lainnya yang mengenali ibu Zamirah untuk segera menghubungi pihaknya atau langsung datang menuju panti sosial.

"Kalau ada pihak keluarga atau suami yang ingin bertenu bisa menghubungi kami atau langsung datang ke panti sosial," ujarnya saat dihubungi awak media.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini