Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pekerjaan menjadi pegawai di agen Bus Pahala Kencana, telah ditekuni Agus selama 15 tahun hingga saat ini.
Hal inilah yang diucapkan olehnya, ketika ditemui TribunJakarta.com di Agen Bus Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Agus menuturkan, ia telah mengalami banyak asam garam selama 15 tahun menjadi pegawai agen bus.
Sebelumnya, Agus bekerja di kawasan Terminal Lebak Bulus, yang kini sudah berubah menjadi Stasiun MRT Jakarta.
Ketika diirinya masih bekerja Terminal Lebak Bulus, pernah suatu hari dirinya harus berurusan dengan pihak Kepolisian setempat.
"Saya ditangkap Polisi mas, gara-gara nolongin korban pencopetan, malah dia kira saya ini copetnya," ucap Agus, Jumat (1/6/2018).
Ia juga memiliki cerita lainnya, dimana ketika itu dirinya terlibat perselisihan dengan seorang calo tiket bus.
Setelah berhasil mengusir calo tiket bus tersebut, Agus didatangi oleh sejumlah orang yang merupakan rekan dari calo yang baru saja terlibat perselisihan dengan Agus.
Dirinya yang seorang diri, ditantang untuk adu otot dengan sejumlah orang tersebut, yang ia perkirakan ada 10 orang jumlahnya.
Mempertahankan haknya, Agus pun tetap melawan sejumlah orang tersebut, dengan satu syarat yang ia ajukan.
"Saya bilang ke mereka, kalau adu otot di dalam Terminal saya tidak mau, kalau di luar Terminal akan saya hadapi mereka semua," kata Agus menceritakan masa lalunya.
Agus menuturkan, semua yang ia ceritakan baru sebagian dari kerasnya kehidupan di Kota Jakarta yang pernah ia rasakan.
Selama menempati Agen Bus Pondok Pinang, ia menuturkan kondisinya jauh lebih baik dibandingkan dengan Terminal Lebak Bulus.
Ia mengatakan, tidak ada lagi calo yang kerap kali bertengkar dengannya, dan tidak ada pencopet seperti yang terjadi di Terminal Lebak Bulus.
"Lebih tenang mas, kerja juga enak jadinya, kalau dulu kan kerjaannya berantem terus," ucap Agus sambil tertawa.