News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Orangtua Telat Bayar Cicilan, Pelajar SMP Disekap dan Dilecehkan 'Debt Collector'

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kantor finance yang kala itu masih nampak beberapa karyawan yang bekerja, sontak kaget lantaran kedatangan anggota polisi bersenjata lengkap menggerebek kantor ini.

Laporan Wartawan Wartakota, Panji Baskhara Ramadhan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perilaku penagih utang yang ditugaskan perusahaan pembiayan semakin mengerikan.

Selain kerap mencari sepeda motor yang menunggak bermodalkan data tersimpan di telepon seluler dan duduk-duduk di tepi jalan, perilaku semakin membuat warga ketakutan.

Gadis berinisial RI berusia 14 menjadi korban kesadisan perilaku penagih utang.

Ia disekap di kantor perusahaan pembiayaan di kawasan Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat.

Beruntung jiwa bocah itu dapat diselamatkan meskipun sempat terancam diperlakukan tindakan pelecehan seksual di kantor.

Memang, sang ibu mengakui kalau telat membayar cicilan sepeda motor tiga bulan.

Akan tetapi, ia tidak menerima perilaku penagih utang yang mengancam keselamatan jiwa anaknya.

Ibu RI yang bernama Nining mengetahui anaknya dibawa oleh penagih utang pada Jumat (6/7/2018).

Keterangan yang dihimpun Warta Kota, awal mula kejadian itu, ketika RI melintas wilayah Palmerah, Jakarta Barat.

Saat di jalan, RI tak menyadari jika ada beberapa penagih utang (debt collector) yang sudah mengintainya dari kejauhan.

Motor yang dikendarai RI, secara mendadak diberhentikan oleh sejumlah debt collector, di jalan.

RI, merinding ketakutan dan menangis saat sepeda motor matiknya kala itu dirampas oleh sejumlah pria berbadan tegap, diketahui berprofesi sebagai debt collector.

RI ditanya-tanya oleh debt collector itu sampai menangis.

Oleh karena arena tangisan RI itu sempat menarik perhatian warga sekitar, para debt collector itu seketika langsung membawa RI ke sebuah kantor, yang berada di Kawasan Srengseng, Jakarta Barat.

RI semakin panik, tak bisa berbicara lantaran ketakutan.

Dalam kondisi masih mengenakan seragam sekolah, RI sesampainya di sebuah kantor yang bergerak di bidang finance, ketika itu langsung memojokkan diri di sebuah sudut tembok kantor lantaran ketakutan.

Selama berjam-jam di kantor finance tersebut, RI diduga kuat mendapat perilaku yang tidak senonoh.

Bahkan RI diduga tak diperbolehkan pulang oleh para debt collector tersebut, kalau belum membayar cicilan bulanan motor matik miliknya.

Hal ini, membuat sang ibu, berkecamuk dan panik.

Mendapatkan informasi apabila RI berada di kantor para debt collector itu, Nining langsung laporkan kejadian tersebut ke Polsek Palmerah, sore hari.

Mengenakan pakaian putih, Nining yang ketika itu datang melapor ke Polsek Palmerah dalam kondisi menangis terisak, ia langsung melapor kejadian yang menimpa putrinya tersebut.

"Ada etikanya dong harusnya. Motor saja yang diambil, kenapa anak saya juga harus dibawa-bawa ke kantor finance itu. Ya Allaaah.." terang Nining sambil menangis histeris, Jumat.

Nining mengatakan, dia mendapat pesan dari anaknya RI, jika sedang berada di kantor para debt collector yang saat itu membawanya dari kawasan Palmerah.

Nining baca pesan singkat dari anaknya itu, membuatnya langsung lemas dan panik.

"Aku tuh sudah panik,‎ namanya anak masih kecil. Tuh anaknya (RI), tanya aja kalau boleh daritadi nangis melulu kan. Yah, ketakutan dia. Anak masih 14 tahun begitu kok. Yah kalaupun mau mengambil motornya silahkan pakai etika lah. Anak gede begitu. Jangan beraninya sama anak-anakn kecil begitu dong," kesal Nining.

Nining semakin kaget, saat mendengar suara pria yang menanyakan anaknya perihal masih perawan atau tidak.

"Anak saya makin nangis. Di saat debt collector itu nanya ke anak saya masih perawan apa tak perawan, saya syok. Saya dengar kalimat itu melalui telepon. Teleponnya tiba-tiba terputus. Saya langsung dari Bekasi, macet-macetan ke Polsek Palmerah," katanya.

Tak lama, Polsek Palmerah yang dipimpin oleh Kapolsek Palmerah Komisaris Aryono serta anggotanya menuju ke lokasi, dan menggerebek kantor para debt collector.

Kantor finance yang kala itu masih nampak beberapa karyawan yang bekerja, sontak kaget lantaran kedatangan anggota polisi bersenjata lengkap.

Bersama Nining, para anggota polisi ketika itu langsung menyelamatkan RI.

Melihat RI yang saat keluar dari pintu ruko langsung menangis, Nining pun berlari histeris memeluk RI.

"Terima kasih Pak Polisii.. Terima kasiiih Paak. Anak saya selamaat Paak," kata Nining sambil menangis dihadapan Kapolsek Palmerah.

Komisaris Aryono mengatakan, pihaknya pun amankan sembilan orang pekerja dari dalam kantor, tetapi lima debt collector melarikan diri.

“Di lokasi kami ciduk sembilan pekerja, agar dapat dimintakan keterangannya. Sementara itu lima debt collector masih diburu. Kami kejar malam ini juga. Debt collector ini meresahkan, apalagi korbannya dibawah umur. Kami masih selidiki kasus ini dulu," kata Aryono.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini