Laporan Wartawan Tribunnews.com, Brian PriambudI
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan hasil survey PT MRT Jakarta, menunjukkan masyarakat bersedia membayar jasa MRT sebesar Rp 8.500 untuk 10 Kilometer.
Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta, Agung Wicaksono mengatakan hasil tersebut sudah diusulkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai pemegang keputusan tarif MRT.
"Untuk tarif memang nantinya keputusan ada ditangan Pemprov DKI Jakarta. Yang bisa kita berikan hasil survey dan Direksi sudah berkomunikasi dengan Pemprov, ujar Agung di Kantor PT MRT Jakarta, Kamis (26/7/2018).
Agung menjelaskan penerapan tarif MRT berdasarkan jarak, sehingga setiap stasiun keberangkatan dan stasiun tujuan memiliki tarif yang berbeda-beda.
"Tidak sama kalau misalnya Lebak Bulus ke Blok M dengan Bunderan HI ke Blok M, atau Lebak Bulus sampai Bunderan HI. Itu nanti akan berbeda-beda formulasinya," ujar Agung.
Dirinya pun mengatakan perbedaan tersebut untuk menarik penumpang yang menggunakan taksi ataupun ojek online untuk lebih memilih menggunakan MRT karena lebih murah.
"Kalau misalkan orang oergi jarak dekat dari Bunderan HI ke SCBD, kalau lebih murah orang kalau ke SCBD dia akan tertarik naik MRT daripada naik taksi atau ojek online sekalipun," ujarnya.
Berdasarkan survey dari PT MRT Jakarta terdapat 65,5% masyarakat bersedia beralih ke MRT, 20% bersedia membayar lebih dari Rp 8.500, dan akan ada 130.000 penumpang perharinya dengan tarif tersebut.
Dirinya menyebutkan, PT MRT Jakarta sudah mengusulkan kebutuhan subsidi untuk tarif MRT, tapi hingga saat ini belum ada pembahasan dari Pemprov DKI untuk subsidi tarif MRT di APBD 2019.