TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Tata Kota Nirwono Yoga menilai kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang merobohkan jembatan penyeberangan orang (JPO) di depan Bundaran HI, tidak didasari kajian yang matang.
"Ngaco, itu tindakan ngaco, karena tindakan itu tanpa didasari sebuah kajian yang matang terlebih dahulu. Itu kan spontan kebijakannya, tidak ada dasar pertimbangan atau kajian yang dilakukan sebelumnya," ujar Nirwono Yoga saat dihubungi, Rabu (1/8/2018).
Menurutnya, Pelican Crossing yang dibuat sebagai pengganti JPO saat ini, justru akan menimbulkan permasalahan baru, yaitu penumpukan lalu lintas.
"Itu menimbulkan peningkatan penyeberang di titik itu, jadi ada kemacetan lagi, enggak bener. Jadi masalah penumpukan lalu lintas juga kan?" ucapnya.
Nirwono Yoga sangat menyayangkan dibongkarnya JPO yang dirasa memiliki banyak manfaat, yaitu mengurangi penyeberang di bidang jalan, mengurangi kemacetan, dan mengurangi kecelakaan.
"Sekarang kok malah dibongkar?" tanyanya.
Nirwono Yoga sangat tidak setuju Anies mengatakan JPO mengurangi estetika Patung Selamat Datang.
"Itu enggak masuk akal, kalau dibilang estetika, emangnya itu kumuh? Justru saya rasa bagus loh. Di jembatan orang bisa ambil foto dengan latar belakang patung selamat datang, malah bagus itu kan," paparNirwono Yoga
Penulis: Anggie Lianda Putri
Berita ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul: Anies Baswedan Ganti JPO dengan Pelican Crossing, Pengamat: Itu Tindakan Ngaco