News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pendekatan Kemanusiaan Keberhasilan Pemerintah Menangani Terorisme kata Suhardi Alius

Penulis: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius, MH dalam paparannya pada acara The 7th World Peace Forum (WPF) dengan tema the Middle Path for the World Civilization, Kamis (16/8/2018) mengatakan bahwa BNPT mengumpulkan lebih dari 100 orang yang terdiri dari mantan narapidana terorsime dan keluarga korban dalam satu forum acara Silaturrahmi Kebangsaan untuk saling memaafkan dan menghapus sejarah kelam masa lalu..

Kegiatan WPF ini diselenggarakan oleh Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP) kerjasama dengan Center for Dialog and Cooperation Among Civilization (CDCC) dan Chengho Multi Culture and Education Trust (CMCET) dari Malaysia.

Kegiatan yang telah digelar selama tiga hari (14-16 Agustus) ini dihadiri sejumlah tokoh agama dari berbagai negara seperti Eropa, Arab, Afrika dan Asia termasuk dari Jepang, Korea dan China.

Kegiatan ini bertujuan untuk membangun dan memperkuat dan mengarusutamakan jalan tengah dalam menciptakan peradaban dunia yang damai dan aman serta menghindari benturan peradaban yang diakibatkan oleh perbedaaan keyakinan dan keagamaan.

Salah satu problem utama peradaban saat ini yang sangat erat dengan pandangan keagamaan adalah terorisme.

Dalam kegiatan ini BNPT diundang untuk menyampaikan pengalaman bangsa ini dalam penanggulangan radikalisme dan terorisme. Suhardi menegaskan keberhasilan pemerintah dalam menangani terorisme selama ini karena mampu mengedepankan strategi lunak melalui pendekatan kemanusiaan.

Hal ini tentu saja berbeda dengan negara-negara lain yang lebih banyak mengandalkan pendekatan keras melalui penegakan hukum dan militeristik.

“Saling memaafkan antara pelaku dan korban aksi terorisme merupakan salah satu cara pemerintah dalam mengikis dan menyelesaikan isu isu terorisme dan radikalisme di Indonesia. Metoda ini cukup efektif dalam menumbuhkan semangat kebersamaan antara kedua pihak dan mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam membangun masyarakat indonesia yang lebih aman dan damai tanpa ada perasaan bersalah dan minder dengan masyarakat biasa.” urainya.

Lebih lanjut, Mantan mengatakan bahwa mengedepankan pendekatan lunak tentu merupakan proses cukup berat. Namun perpaduan dengan pendekatan budaya lokal mampu mendorong efektifitas pendekatan lunak.

Saling memaafkan merupakan budaya bangsa ini yang dapat dijadikan sarana dalam menguatkan hubungan pelaku teror dan korban.

“saling memaafkan dan bertukar kisah dan kehidupan masing masing cukup memberikan kesan bagi kedua pihak dan mendapat dukungan dari pemerintah sehingga masalah masalah yang dihadapi pasca aksi dapat diselesaikan secara bersama.” jelas Suhardi.

Suhardi menambahkan selain pendekatan budaya lokal, BNPT juga melakukan berbagai langkah pencegahan dengan menggunakan pendekatan pendekatan literasi dan sosialisasi ancaman terorisme.

Salah satunya pelibatan semua pihak termasuk anak-anak muda milineal dalam pencegahan paham radikalisme terorisme, terutama di dunia maya.

“BNPT saat ini telah memiliki kurang lebih 700 relawan duta damai di beberapa daerah yang berpartisipasi dalam menyebarkan konten-konten positif dan perdamaian untuk menangkal propaganda radikalisme dan terorisme di dunia maya.” jelas Suhardi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini