Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Isak tangis warnai rumah Yunita Sapitri (42), di Jalan Belanak Raya, Kelurahan Kayuringin, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Senin (29/10/2018).
Yunita merupakan salah satu penumpang pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.
Pihak keluarga hingga kini masih menunggu kabar baik perihal nasib Yunita.
Baca: Seberapa Besar Peluang Bisa Selamat dari Kecelakaan Pesawat? Ini Penjelasannya
Suasana rumah kini mulai didatangi kerabat, teman serta sanak saudara Yunita yang datang untuk menanyakan informasi terbaru perihal Yunita.
Toekiran ayah kandung Yunita mengatakan, hingga kini pihaknya belum mendapatkan tanda-tanda terkait keberadaan Yunita.
Bahkan ia sempat memerintahkan anaknya untuk mencari informasi ke Karawang dan ke Posko Halim Perdanakusuma.
"Di Karawang katanya nggak dapat apa-apa karena pesawat itu sampai di pedalaman 30 meter. Tentu agak jauh dari pantai, di pantai itu tidak ada apa-apa, banyak orang cuma siapa yang harus ditanya pun tidak ada," kata Toekiran di Bekasi, Senin (29/10/2018).
Hingga kini, pihak keluarga masih menunggu informasi dari pihak Maskapai dan Posko Halim Perdanakusuma.
Baca: 18 Kantong Jenazah Korban Jatuhnya Pesawat Lion Air JT610 Diterima RS Polri
Yunita Sendiri diketahui merupakan pegawai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang berdinas di Pangkal Pinang.
"Dia sudah tiga tahun di Pangkal Pinang, setiap satu atau dua minggu sekali kadang-kadang pulang karena anak sama suaminya di sini (Bekasi)," kata Toekiran.
Momen kebersamaan terkahir dengan Yunita terjadi pada Minggu (28/10/2018).
Saat itu keluarga besarnya tengah menggelar arisan keluarga di daerah Bintaro.
"Hari Jumat sore setelah pulang kerja berangkat dari sana (Pangkal Pinang) sampai disini sekitar jam 11 jam 12 malam. Hari ini rencananya mau balik lagi ke sana (Pangkal Pinang) semalam diantar suaminya jam 3 pagi pakai Damri dari sini ikut penerbangan pertama," katanya.