TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang sopir Bajaj, Sahroni (45) mengaku kini sulit memperoleh Bahan Bakar Gas (BBG).
Hal itu terjadi lantaran minimnya jumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) tidak sebanding dengan bajaj yang beredar di ibu kota khususnya Jakarta Utara.
Baca: Konversi BBM ke BBG Diklaim Masih tetap Berjalan
Lokasi SPBG yang selama ini beroperasi, kini tidak lagi aktif seperti yang berada di kawasan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.
“Sekarang tuh susah nyari tempatnya. Kalau ngisi BBM (Bahan Bakar Minyak) kan gampang, kalau ini susah,” ucap Sahroni, saat berada di kawasan Pademangan Timur, Pademangan, Jakarta Utara, Rabu (21/11/2018).
Sahroni menceritakan saat ini SPBG yang masih aktif dan berada tidak jauh dari Jakarta Utara, hanya di Jalan Perintis Kemerdekaan, dan di Jalan Pemuda, Jakarta Timur yang mengakibatkan timbulnya antrean panjang.
“Kalau Pluit itu nggak aktif 2-3 minggu, katanya mesin error. Jadi kita kesusahan udah dua minggu terakhir nggak dapat BBG,” ujarnya.
Ketua Bajaj Komunitas (Batas) Aris Fazani mengatakan bahwa saat ini jumlah bajaj dengan SPBG yang ada tidak seimbang.
Ditambah lagi mereka juga harus bersaing dengan Transjakarta, angkot dan mobil pribadi yang memakai BBG.
“Untuk Batas aja ada 1.500 unit bajaj di sekitaran Pademangan dan Sunter. Kalau di Jakarta ada sekitar 16 ribu unit bajaj. Sementara SPBG yang ada cuma berapa, jadi bisa dibayangin ya kan,” katanya.
Baca: Pemerintah Bakal Wajibkan SPBU untuk Sediakan BBG
Aris pun berharap agar ada langkah nyata dari pemerintah untuk menyiasati permasalahan tersebut supaya para pengemudi bajaj tidak kesulitan memperoleh BBG seperti sekarang ini.
“Katanya mau mengurangi polusi udara tapi nyari SPBG aja susah. Harapannya lebih banyak lagi lah untuk pengisian, sekarang kan yang ada permintaan BBG lebih banyak daripada pengisian,” ucapnya.
Penulis: Junianto Hamonangan
Berita ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul: Sopir Bajaj Menjerit Kesulitan Dapat BBG