Meski dalam keadaan panik, dirinya tetap mencoba tenang dan berserah diri, meskipun ia tetap berusaha berenang ke tepi pantai.
Namun saat dirinya bergabung dengan dua kelompok yang tengah terapung di laut dengan alat bantu kotak kayu.
Dia melihat dua anak kecil yang tengah terapung dengan memegang papan kayu.
Di saat itulah ia tegugah untuk menyelamatkan dua anak tersebut.
"Saat itu dari belakang ada dua anak kecil dua orang, yang tengah mengapung pada kayu dan saya melihat anak kecil tersebut, langsung saya pindah dan menyelamatkan dia. Saya ke arah selatan, meninggalkan dua kelompok tadi yang terapung ke utara dan saya nggak tahu apakah yang dikotak tersebut selamat atau tidak dan kami pun berusaha baca istighfar dan satu anak kecil ini ternyata tangannya patah," kata pria dua anak ini.
Hampir tiga jam berenang di lautan untuk menuju pantai, dan kembali diterjang gelombang, ia dan dua anak berhasil selamat hingga ke pesisir pantau.
Namun ketika itu kondisi pesisir pantai cukup mencekam hingga beberapa pohon roboh.
"Hampir 3 jam berenang tapi nggak berasa capek. Mungkin ini kehendak Allah belum saatnya termasuk dua anak kecil tadi yang akhirnya dapat selamat di pesisir pantai tadi," ujarnya.
Tak sampai disitu, ia pun bergegas untuk mencari anggota keluarganya yang hilang.
Namun karena minimnya penerangan ia hanya mendengar suara-suara teriakan minta pertolongan.
Hingga pada pukul 07.00, ia menemukan anak sulungnya sudah terbaring tidak bernyawa.
"Anak saya yang gede Alya itu saya sendiri yang menemukan dan saya sendiri yang bawa ke pendopo hotel. Kalo istri saya itu ketemunya 3 kilometer dari pesisir pantai dibawa arus. Dan saya masih ada satu lagi putra saya yang masih kecil yang belum ketemu dan saya mohon doa apapun kondisinya bisa segera diketemukan dengan putra kami," ucapnya.
Penulis: Joko Supriyanto