Telepon itu rupanya adalah telepon terakhir dari Letkol CPM Dono Kuspriyanto sebelum tewas.
Yusnaningsih pun katanya sangat menyesal, sebab ketika percakapan terjadi, Yusnaningsih tertidur hingga Letkol CPM Dono Kuspriyanto berbicara seorang diri.
"Aq gak tau ternyata itu telpon nya Yg terakhir, aq sempat bilang ama dia udah ya nelpon nya aq ngantuk bsk aja Selasa kan hari besar ke rmh aku bawa lapis talas terus dia bilang gak bs lagi bersih-bersih rumah karena si mbak yang suka bersih-bersih baru melahirkan. aq sedih, sementara itu dl sebenernya kita ngobrol banyak," cerita Yusnaningsih lewat whatsapp kepada Budi.
"Karena lamanya Dono bel Yus, sampai tidak sadar Yus tertidur, sementara Dono bicara terus di telpon. Yus sangat menyesal tidak sampai tuntas menerima telepon Dono," tambah Budi.
Letkol Dono Kuspriyanto Rendah Hati
Baca: Keluarga Tak Kuat Tahan Tangis Saat Letkol Dono Dimakamkan
Sosok Letkol CPM Dono Kuspriyanto di mata para temannya sesama alumni SMAN 1 Ciawi angkatan 81 juga dikenal sebagai sosok yang rendah hati. Seperti disampaikan oleh dokter Setio Budi Prayitno.
Dirinya melihat sosok almarhum sangat sederhana, karena sepanjang dirinya menjabat sebagai perwira menengah di Corps Polisi Militer (CPM), baik di Bukit Barisan maupun di Jakarta, Letkol CPM Dono Kuspriyanto tidak pernah memiliki sopir.
"Almarhum Dono sangat sederhana, dia hampir tidak pernah membawa sopir pribadi saat tugas atau kemana pun," ungkap dokter Setio Budi Prayitno.
"Almarhum Dono sangat menghargai arti persahabatan. Saat menjabat Komandan CPM Bukit Barisan di Padang, Setio menyambut saya, kami makan dan sempat ke kantor dono. Dia perkenalkan saya ke beberapa anak buahnya yang semua militer," tambahnya. (dwi)
Berita telah dipublikasikan Wartakotalive.com dengan judul Anggota TNI Ditembak, Kekasih dan Sahabat Terus Datangi Makam Letkol CPM Dono Kuspriyanto