News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Imlek 2019

700 Tangkai Bunga Ludes Jelang Imlek Di Wihara Dharma Bakti

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ifan, saat menjual beberapa jenis bunga untuk perayaan Tahun Baru Imlek di Wihara Dharma Bakti, Glodok, Jakarta Barat, Senin (4/2/2019).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perayaan Tahun Baru Imlek ternyata tidak hanya membawa kebaikan bagi masyarakat Tionghoa saja, namun juga warga lokal yang menjual pernak-pernik maupun perlengkapan momen menyambut 'Tahun Babi Tanah'.

Seperti yang dialami pak Ifan (52), warga asli Sukabumi, Jawa Barat, yang mengaku selalu menjadi penjual bunga di depan Wihara Dharma Bakti, tiap jelang imlek.

Ia menyebutkan contoh bunga yang paling laris diburu warga keturunan Tionghoa yang hendak ke Wihara tersebut.

Bunga tersebut adalah 'sedap malam', keharuman bunga satu ini memang menjadi daya tarik tersendiri dan bisa diangap sebagai syarat saat mengunjungi wihara jelang pergantian tahun.

Biasanya dirinya menjual sedap malam per tangkainya sekitar Rp 4.000, namun pada saat momen imlek ini ia menaikkan harga hingga Rp 10.000.

Harga terseut masih dianggap cukup masuk akal.

"Biasanya ini sedap malam yang paling diborong ya, belinya per tangkai, dan kalau hari biasa ya biasanya dijual tiga ribu sampai empat ribu (rupiah) per tangkai," ujar Ifandi depan gerbang Wihara yang terletak Jalan Kemenangan III, Glodok, Jakarta Barat, Senin (4/2/2019).

Jika pada hari biasa Ifan hanya meraup keuntungan yang relatif sedikit, namun saat dibandingkan dengan momen imlek, keuntungan yang ia peroleh cukup besar.

Ia bisa menjual sekitar 700 tangkai bunga, itu tidak hanya sedap malam saja namun juga jenis bunga lainnya, diantaranya mahkota dewa.

"Biasanya dapat tujuh ratusan tangkai sih kalau imlek ya, tapi ini untuk semua jenis bunga ya," kata Ifan.

Ifan kemudian menambahkan bahwa dirinya bahkan tidur di lapak tersebut karena saat imlek, ia hanya akan menjual hingga puncak acara saja.

Menurutnya, setelah semua bunga terjual, ia akan langsung kembali ke kampung halaman untuk kembali berkebun bunga di lahan yang telah disewa.

"Saya tidur di sini (lapak bunga), ya mau bagaimana lagi, di (wilayah) sini kan nggak punya rumah, jadi kalau ini habis, saya pulang langsung ke Sukabumi untuk menanam kembali," jelas Ifan.

Bunga sedap malam, kata Ifan, biasanya dipanen setelah 100 hari masa penanaman, sehingga panen tersebut memang bisa dilakukan tiap tiga bulan sekali.

"Kalau sedap malam ini nggak susah ditanamnya, ini juga cuma 100 hari, habis itu langsung panen," pungkas Ifan.

Perlu diketahui pada hari Selasa besok, 5 Februari 2019, masyarakat keturunan Tionghoa akan menyambut Tahun Babi di seluruh dunia.

Perayaan pun akan berlangsung hingga 19 Februari mendatang, yang dinamakan Hari Festival Lentera.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini