News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Demi Beli Popok dan Susu Anak, Pria-pria di Bekasi Ini Berkomplot Jadi Perampok Sadis

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komplotan rampok sadis spesialis ponsel berinisial SW (30), DK (29), MRS (20), dan AG (17), hasil tangkapan Polsek Tambun, Bekasi.

Laporan Reporter Warta Kota, Muhammad Azzam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aparat Polsek Tambun meringkus komplotan rampok sadis yang beraksi di pinggir jalan Kampung Pekopen, Desa Lambangjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Rabu (6/2/2019) dini hari.

Keempat tersangka berinisial SW (30), DK (29), MRS (20), dan AG (17). Dalam aksinya, para pelaku selalu mengincar telepon genggam milik korban.

Pelaku juga tak segan melukai korban dengan cara membacok dan memukuli. Kapolsek Tambun Kompol Rahmad Sujatmiko menjelaskan, kejadian bermula saat korban sedang nongkrong di lokasi tersebut.

Tidak begitu lama kemudian, tiba tiba dihampiri keempat pelaku menggunakan sepeda motor. Tanpa basa-basi, para pelaku langsung memukul dan mencekik korban hingga terjatuh.

"Jadi pelaku ini meminta korban menyerahkan HP-nya. Tapi enggak diberikan juga, korban melawan. Pelaku pukuli korban tetap saja tidak diberikan, sampai akhirnya pelaku bacok korban empat kali," kata Rahmad di Mapolsek Tambun, Selasa (12/2/2019).

Atas laporan korban tersebut, Polsek Tambun langsung melakukan penyelidikan dan mengejar pelaku.

"Kami melakukan pengejaran, pada Rabu hari itu juga kami tangkap salah satu pelaku. Kita kembangkan hingga empat pelaku kita tangkap di lokasi berbeda. Satu pelaku ada yang melawan langsung kita tembak," jelas Rahmad.

Rahmad mengungkapkan, setelah didalami, ternyata pelaku telah melakukan aksinya sebanyak lima kali di sejumlah wilayah di Kabupaten Bekasu seperti di Cibitung, Setu, dan Tambun.

Baca: Jokowi Kaget, Harga Avtur Bisa Begitu Mahal: Akan Panggil Dirut Pertamina

"Korban ada dua, tapi yang satu tidak apa-apa. Korban satu lagi masih dirawat, luka di kaki ada empat bacokan dan wajahnya memar," ungkapnya.

Saat menjalankan aksinya, kata Rahmad, para pelaku terlebih dahulu meminum minuman keras (miras) dan selalu beraksi pada malam menjelang dini hari.

"Pemilihan korban siapa saja yang bisa jadi sasaran. Para pelaku beraksi di tengah malam di lokasi-lokasi sepi. Saat ini kita masih kembangkan apakah ada pelaku lain dan juga penadah yang membeli hasil kejahatan pelaku," paparnya.

Baca: Tol Tarif Trans Jawa Kemahalan dan Dikeluhkan Pengusaha, Basuki Hadimuljono Kumpulkan Operator

Salah satu tersangka berinisial DK (29) mengaku melakukan aksi kejahatannya karena desakan ekonomi.

Dirinya butuh uang untuk biaya hidup keluarganya. "Buat beli popok sama susu anak, butuh uang enggak ada kerjaan," ucapnya sembari menundukkan kepalanya.

Sedangkan SW yang telah melakukan aksinya sebanyak sepuluh kali, mengaku menyesali perbuatannya. "Nyesel, awalnya saya diajak. Saya saat rampok juga minum miras dulu," ujarnya.

Ia mengaku hasil kejahatannya dijual melalui media sosial. Hasil kejahatannya juga dibagi rata. "Hasil penjualan HP dibagi rata, tergantung merek HP-nya. Sekali beraksi bisa dapat Rp 400 ribu. Semalam bisa lima HP yang diambil," terangnya.

Barang bukti yang diamankan polisi berupa sebilah pedang, satu kunci letter, satu sangkur atau pisau, dua celurit, satu mesin gerinda, dan dua unit sepeda motor milik pelaku.

Para pelaku dijerat pasal 365 ayat 2 KUHP tentang Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan, dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini