TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bricks 4 Kidz menggelar acara seminar dan workshop mengenai sistem dan pola pembelajaran kreatif yang diikuti oleh para kepala sekolah dan guru-guru sekolah dasar swasta di Jakarta.
Seminar dan workshop Bricks 4 Kidz yang diselenggarakan di Hotel Grand Mercure Jakarta, Kamis (14/2/2019),menghadirkan tiga pembicara, yaitu Yudita Prahesti, MBA dari Bricks 4 Kidz, dan dua ahli pendidikan, Prof Dr. M. Syarif Sumantri, M.Pd dan Prof.Dr. Iwan Hanafi, M.Pd.
Pada acara pembukaan, Direktur Utama Bricks 4 Kidz, Halima Marzoeki menjelaskan bahwa sistem pendidikan kreatif Bricks 4 Kidz dikembangkan Michelle Cote dari Amerika Serikat tahun 2008.
“Sistem ini awalnya menjadi pelajaran ekstra kurikuler, dan dinila iberhasi lmendorong anak-anak usia sekolah dasa rberpikir lebih kreatif, cerdas, dan analitis. Saat ini, Bricks 4 Kidz telah berkembang pesat di lebih dari 15.000 pusat pendidikan di dunia,” ungkapnya.
Kepala Seksi Peserta Didik dan Pengembangan Karakter, Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Dra Hj. Ida Nurbani, M.Pd saat membuka acara menyambut baik seminar dan workshop sistem pendidikan kreatif Bricks 4 Kidz di Jakarta.
“Sudah saatnya dunia pendidikan dasar di Indonesia menerapkan pola-pola pembejajaran yang kreatif, sehinggga mampu menyiapkan dan membekali anak-anak kita untuk lebih berani, kreatif, inovatif, dan berpikir kritis,” katanya.
Menurutnya, sekolah-sekolah dasar swasta di Jakarta wajib memiliki kelebihan dan daya jual lebih dibanding sekolah dasar negeri pada umumnya, khususnya dalam pola pembelajaran terhadap siswanya, salah satunya adalah melalui pola pembelajaran kreatif yang dilaksanakan dengan menyenangkan.
Sistem pendidikan Bricks 4 Kidz, menurutnya, tepat diterapkan di sekolah-sekolah dasar, bahkan taman kanak-kanak, sehingga sejak usia dini, anak-anak diajak dan didorong untuk belajar dan memahami ilmu pengetahuan, rekayasa teknologi, ilmu pengetahuan alam, matematika, serta Bahasa Inggris.
Berbasis STEM
Sebelumnya Kepala Divisi Pemasaran Bricks 4 Kidz, Judita Prahesti menjelaskan, pola pembelajaran Bricks 4 Kidz terbukti mampu mendorong anak-anak untuk berkreatifitas. Melalui pola pendidikan berbasis STEM, yaitu ilmu pengetahuan (Science), Technology, Engineering, dan Matematika, anak-anak didorong untuk berpikir kritis dan kreatif.
Bricks 4 Kidz menggunakan media dan alat Lego dalam membentuk sesuatu. Para instruktur yang mendampingi akan menjelaskan definisi dan teori-teori dasar dari sesuatu yang akan dibentuk siswa.
“Pada tahap selanjutnya, setiap anak akan terus berimajinas idan berpikir untuk membangun bentuk-bentuk yang baru. Ia terdorong untuk bersikap kreatif dan berinovasi. Selain terjadi pergerakan motorik halus, anak-anak juga semakin terbiasa untuk lebih focus dan bersungguh-sungguh,” kata Judita.
Pembicara Prof Dr Mohamad Syarif Sumantri, M.Pd dalam pemaparannya menekankan pentingnya para kepala sekolahdan guru untuk memiliki sikap kreatif, sehingga mampu mendidik murid-muridnya lebih kreatif.
Ia menawarkan model aktifitas pembelajaran bermakna melalui ‘konsep 4C’, yaitu mendorong anak didik untuk berpikir kritis (Critical thinking), komunikatif (Communications), kolaborasi (Collaboration), serta kreatif dan inovatif (Creative and Innovative).
Ia memuji sistem pembelajaran dan permainan melalui konsep Bricks 4 Kidz yang dapat mendorong anak-anak usia sekolah dasar untuk mulai berpikir kritis, kreatif, inovatif, mandiri, sekaligus bertanggungjawab dan menghargai pendapat orang lain.
Sedangkan Prof.Dr. Ir. Iwan Hanafi, M.Pd mengingatkan para orang tua dan guru untuk sejak dini menyiapkan pola pembelajaran kreatif dan inovatif bagi anak sekolah dasar, sehingga di masa datang anak-anak itu siap untu kmenghadap iperubahan dunia yang sangatcepat.
“Anak-anak harus dididik lebih berani, berekspresi, dan terbuka pikirannya.Konsep Bricks 4 Kidz yang memadukan ilmu pengetahuan, teknologi, rekayasa, dan ilmu matematika, menjadi pilihan tepat dalam menyiapkan anak-anak untuk sukses di masa depan,” katanya.