TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasien demam berdarah dengue ( DBD) di Jakarta tercatat mencapai 2.282 jiwa hingga 2 Maret 2019. Dari jumlah tersebut, satu orang meninggal dunia.
"Dari Januari sampai tanggal 2 Maret, ada 2.282 kasus DBD di DKI Jakarta dan 1 kematian," ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti di kantornya, Petojo, Jakarta Pusat, Senin (4/3/2019).
Widyastuti menyampaikan, lima kecamatan dengan tingkat kejadian (Incidence rate/IR) tertinggi tersebar di Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan.
IR adalah perhitungan kejadian per 100.000 penduduk yang digunakan untuk mengukur proporsi kejadian DBD.
"Per tanggal 3 Maret pukul 17.00, paling tinggi incidence rate-nya adalah di Kalideres (Jakarta Barat), kemudian Pasar Rebo, Cipayung, Matraman (Jakarta Timur), dan Jagakarsa (Jakarta Selatan)," kata dia.
IR DBD ini, lanjut Widyastuti, diperbarui setiap pekan. Menurut Widyastuti, tingkat kejadian DBD di Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan, hampir seimbang.
Baca: Bermodalkan Cuma Rp 10 Ribu, Bisa Bikin Enggak Rembes Sil Kruk As Honda Vario Lagi
"Tiga kota ini memang ganti-gantian (IR tertinggi) tiap minggunya, tiga-tiganya itu hampir seimbang. Jadi antara selatan, timur, barat itu naik turunnya hampir sama," ucap Widyastuti.
Untuk mengantisipasi terjadinya kasus DBD, warga diminta untuk rutin melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pasien DBD di Jakarta Capai 2.282 Jiwa hingga Awal Maret, 1 Orang Meninggal"