Sementara Yodi kernet truk sampah sampah, akibat TPA Burangkeng ditutup selama dua hari ini aktivitasnya hanya memancing dan menjadi kuli bangunan.
"Ya macing aja kita di rumah bosan, atau engga jadi kuli kalau diminta warga kampung sebelah. Lumayan buat sehari-hari," katanya.
Yodi sehari-harinya menjadi kernet truk sampah ke perumahan-perumahan warga. Akibat adanya penutupan warga mulai komplain sampahnya belum diangkut.
"Warga pada komplen, tapi ke sopir saya. Pusing sopir saja. Tapi ya mau gimana lagi, ini kan warga setempat yang menutup lokasi TPA Burangkeng," paparnya.
Hari ini merupakan kedua setelah warga melakukan penutupan, Senin (4/3/2019) kemarin. Pantauan Wartakota, lokasi pintu masuk tidak dijaga warga seperti kemarin. Namun, di TPA Burangkeng tidak ada truk sampah-sampah yang masuk untuk melakukan pembuangan.
Spanduk bertulisan 'Warga Burangkeng Menolak dan Menutup TPA Burangkeng' juga masih terpasang dilokasi. Hanya ada sejumlah alat berat yang sedang merapihkan tumpukan sampah di TPA Burangkeng. Terpantau juga sejumlah truk sampah terparkir dipinggir jalan sekitar TPA Burangkeng.
Menurut Ketua Tim 17 atau penerima dan penyampaian aspirasi warga Burangkeng, Ali Gunawan mengatakan hari ini tetap dilakukan penutupan sampai ada kejelasan dari Pemerintah Kabupaten Bekasi.
"Hari tetap tidak ada aktivitas, ini terus kita lakukan sampai ada respon dan tindaklanjut dari pemerintah daerah," kata Ali kepada Wartakota, Selasa (5/3/2019).