Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Muhammad Azzam
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Warga Desa Burangkeng menilai Pemerintah Kabupaten Bekasi tidak serius dalam menanggapi tuntutan warga soal kompensasi atas keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng.
Warga kesal dikarenakan Pemerintah Kabupaten Bekasi tidak pernah memperhatikan dampak negatif yang ditimbulkan warga akibat tumpukan sampah di TPA Burngkeng.
Warga mengaku geram dan kemudian melakukan penutupan TPA Burangkeng pada Senin (4/3/2019) lalu.
Hingga kini penutupan terus berlaku dikarenakan tidak terlihat itikad baik pemerintah setempat.
Untuk itu, kata Ali Gunawan, Ketua Tim Penerima dan Penyampaian Aspirasi Warga Desa Burangkekng atau biasa disebut dengan Tim 17 mengatakan Pemkab Bekasi sempat mengundang perwakilan warga untuk hadir pada rapat bersama Rabu (6/3/2019).
Namun, pihaknya menolak hadir dikarenakan ada pihak yang seharusnya tidak diundang, justru diundang Pemkab.
Terlebih undangan rapat tersebut disampaikan oleh Sekretaris Dinas bukan Kepala Dinas atau bahkan Bupati.
Baca: Polres Depok Bekuk Jambret dengan Atribut Ojek Online
"Mereka kan kontra sama kita, masa kita mau diadu domba. Lagi juga surat undangan rapat dikirim oleh Sekeretaris Dinas bukan Kepala Dinas atau bahkan Bupati, ini tanda mereka engga serius," katanya saat ditemui Wartakota di TPA Burangkeng, Kamis (7/3/2019).
Ia menjelaskan mendengar kabar bakal ada undangan rapat kembali oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi pada Selasa (12/3/2019) nanti.
"Dengarnya mau ada ngundang rapat kemarin. Kita akan musyawarah dulu anggota tim karena ini menyanggkut kepentingan seluruh warga. Kalau sudah Bupati yang ngundang kita bakal datang," ungkapnya.
Ia menerangkan TPA Burangkeng akan teta ditutup sampai ditemukan kesepakan Pemkab dengan warga.
Hari ini juga, kata Ali, TPA Burangkeng bakal dijaga ketat usai mendengar kabar ada pembukaan paksa TPA oleh Pemkab Bekasi.
Baca: Menuai Kritikan, Kementerian Perdagangan Evaluasi Kebijakan Post Border
"Kita dengar info hari ini akan dipaksa buka karena sampah yang ada di pasar sudah menumpuk, nah kita kan sudah sepakat bahwa sebelum ada kespakatan kita enggak bakal buka," tegas Ali yang juga warga Burangkeng.
Namun, kata Ali, dalam prosesnya penjagaan atau penghadangan truk sampah yang mau masuk ke TPA dilakukan dengan cara baik tidak menggunakan kekerasan.
"Kita tetap engga pakai kekerasan, kemarin ada tiga mobil truk sampah sempat mau masuk ke TPA. Kita kasih tahu sopirnya, kita jelaskan agar mereka kembali lagi," katanya.
Warga Burangkeng lainnya, Baharudin (43) menambahkan warga telah geram selama 23 tahun TPA Burangkeng berdiri tidak pernah ada tindakan serius dari Pemerintah Kabupaten Bekasi soal TPA Burangkeng ini.