Laporan Reporter Warta Kota, Zaki Ari Setiawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebakaran yang melanda kawasan pengepul rongsokan di Jalan Murai 2, Ciputat, Tangerang Selatan, menyisakan duka bagi para penghuninya.
Tempat tinggal sekaligus tempat para pengepul rongsok mengais rezeki kini sudah menjadi arang akibat keganasan si jago merah yang menghanguskan kawasan tersebut, Senin (25/3/2019) pukul 11.00 WIB.
Syahlu Kamila, bocah perempuan berusia 12 tahun, menjadi satu diantara puluhan korban kebakaran hebat tersebut.
Saat api melalap seluruh bangunan di kawasan pengepul rongsokan itu, Syahlu sedang sekolah di SD Sawah IV yang jaraknya satu kilometer dari tempat dia tinggal.
Senin siang, Syahlu yang merupakan siswa kelas 6 itu pulang lebih awal karena sedang melaksanakan ujian praktik.
Malangnya, ketika sampai di rumah, asap tebal dan kobaran api sudah menghanguskan tempatnya tinggal.
"Aku pulang lebih cepat karena lagi ujian, dan dapat kabar ada kebakaran. Pas pulang mama udah pingsan," ujar Syahlu di atas reruntuhan sisa kebakaran.
Baca: Kementerian Agama Kenaikan Visa Progresif Rp 7,5 Jutaan untuk Calon Jamaah yang Pernah Naik Haji
Syahlu yang tinggal bersama ayah, ibu, dan adiknya tetap tampak tegar menghadapi cobaan yang menimpa keluarganya.
Seluruh perlengkapan sekolah Syahlu tidak dapat diselamatkan. Kini hanya tersisa seragam sekolah yang melekat di tubuhnya yang dipakai ketika sekolah.
"Buku buat belajar juga tidak ada, habis semua," katanya lirih.
Syahlu gusar. Sebab pada April esok, dirinya akan menghadapi ujian nasional tingkat SD. "Belum tahu besok sekolahnya gimana," ucap Syahlu pelan.
Sekolah Datangi Lokasi Kebakaran
Pengurus SD Sawah IV mendatangi lokasi kebakatan di kawasan pengepul. Kedatangan kepala sekolah beserta jajarannya itu untuk memberi dukungan ke para siswanya. Sebab, banyak tempat tinggal siswa yang terbakar.
Menurut Kepala Sekolah SD Sawah IV Sri Rohani, setidaknya 10 siswanya tinggal di kawasan itu. Banyak siswa yang malang itu tidak dapat menyelamatkan peralatan sekolah.
Baca: Resmi Beroperasi, Ruas Tol Sei Rampah-Tebing Tinggi Masih Tanpa Tarif
Karena itu sekolah mencoba membantu dengan memberikan seragam sekolah agar siswanya dapat tetap belajar normal seperti biasa.
Sementara buku-buku yang terbakar belum dapat diganti karena sudah tidak tersedia di sekolah. Sri Rohani berharap, sesama murid dapat saling berbagi buku pelajaran.
Bagi dokumen penting yang terbakar seperti rapor, ijazah dan sejenisnya, Sri Rohani akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangerang Selatan.
"Kami akan laporan ke Dindik," katanya.