TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Hariyanto meyakini, selain DW (16), masih ada korban lain yang dibawa ke Tiongkok terkait jaringan perjodohan oleh salah satu biro jodoh di negara itu.
"Untuk itu kami lakukan pendampingan hukum kepada DW agar kasus ini terbuka. Sebab, kami duga ada korban lain gadis Indonesia yang juga mendapat iming-iming materi agar mau dijodohkan dengan orang Tiongkok," ujar Hariyanto kepada WartaKotaLive.com di Sekretariat SBMI di Pengadegan, Jakarta Selatan, Jumat (29/3/2019).
DW adalah remaja 16 tahun asal Pontianak Utara, Kalimantan Barat.
Ia sebelumnya ditawari oleh dua orang, AH dan AL untuk dijodohkan oleh pria asal negara Tiongkok dengan jumlah mahar senilai Rp 40 juta.
Terdesak kebutuhan ekonomi, DW dan keluarganya pun menyepakati perjodohan itu. Singkat cerita, DW pun dibawa oleh pria calon suaminya ke Tiongkok.
Baca: Pelaku Batal Perkosa Gadis Cantik Calon Pendeta karena Menstruasi, Hasil Forensik Polisi Salah
Namun, bukannya dinikahi, DW justru mendapatkan kekerasan dan terpaksa bekerja di Tiongkok untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hariyanto menyebut, belasan kasus serupa yang terjadi pada 2018.
Saat itu, pihaknya mendapatkan laporan ada 13 gadis remaja asal Sukabumi, Cianjur, Purwakarta yang sebelumnya juga dijanjikan akan dinikahi pria Tiongkok.
"Tapi di sana mereka malah dipekerjakan di kebun bahkan malam harinya disuruh 'melayani' pria yang disebut akan menikahinya itu," terangnya.
"Kita masih menyelidiki motifnya apa, saat ini lelaki China kok hunting perempuan di Indonesia. Yang dicari kebanyakan berusia belasan tahun bahkan ada yang 13 tahun," imbuh Hariyanto.
Dalam kasus lainnya, ia menyebutkan tidak sedikit gadis asal Indonesia yang dijanjikan menikah dengan pria asing.
Tetapi, kemudian mereka hanya menjadi korban eksploitasi seksual dan dijadikan budak.
"Pada tahun-tahun sebelumnya juga terjadi, saat ini gadis Indonesia dikirim ke Nigeria dan Maroko. Cuma waktu itu tidak booming karena luput dari pemberitaan media," ungkapnya.
"Pesan kami jangan mudah percaya dengan warga negara asing yang tiba-tiba mengajak nikah. Apalagi latar belakang mereka belum jelas. Sudah banyak kasus eksploitasi anak dan perempuan dengan modus iming-iming pernikahan seperti ini," tutur Hariyanto.
Penulis: Feryanto Hadi