“Kami melihat perlunya kolaborasi generasi muda, tidak hanya antar daerah di Indonesia, tapi lebih luas yaitu antar pemuda-pemudi perdamaian lintas negara. Tahun ini negara-negara Asia Tenggara, tahun depan Insya Allah kita perluas lagi sampai ke tingkat dunia,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol. Ir. Hamli, ME menambahkan sejauh ini duta damai dunia maya di Indonesia dan para pegiat perdamaian di dunia maya sudah melakukan kontra narasi di dunia maya. Dan itu sangat efektif dalam memerangi propaganda terorisme dan ekstremisme di dunia maya.
“Dengan adanya duta damai dunia maya Asia Tenggara, kita bisa berkolabarosi dan berbagi peran dalam melawan propaganda terorisme dan ektremisme di dunia maya dalam ruang yang lebih luas lagi,” ujar Hamli.
Terkait efektifitas kontra narasi dalam memerangi radikalisme dan terorisme di dunia maya, Hamli menilai hal itu masih perlu penelitian lebih lanjut. Tetapi harus dipahami bahwa semakin banyak pihak yang saat ini juga memasuki cyber space, terutama dari kelompok moderat yang memiliki kemampuan IT, DKV, dan blogger, terinspirasi oleh keberadaan duta damai dunia maya.
Ini dinilai sangat positif karena dengan demikian akan semakin banyak generasi muda dan kelompok moderat yang menggaungkan kontra narasi di dunia maya.
Pun dengan telah kalahnya ISIS di Suriah dan Irak, Hamli menilai itu tidak lantas membuat peran generasi muda dan kelompok moderat dalam menggaungkan perdamaian di dunia maya berhenti. Justru, upaya itu harus terus ditingkatkan agar upaya kelompok-kelompok kekerasan dan terorisme di dunia maya menjadi semakin sempit.