TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berseragam putih-merah dan mengenakan sandal, Karim Maullah (10) terlihat seorang diri di dalam kereta Commuter Line jurusan Jakarta Kota-Bogor.
Kegiatan Karim setiap harinya itu terekam dalam video yang viral di media sosial.
Baca: Sempat Viral, Begini Nasib Karim Bocah SD yang Mesti Berangkat Jam 3 Pagi untuk Sampai Sekolah
Karim adalah siswa kelas 3 SD Sekolah Nonformal Masjid Terminal, Kota Depok.
Demi bisa bersekolah, Karim harus bangun subuh dan berangkat pagi dari rumahnya di kawasan Kemayoran, menunggu kereta Commuter Line untuk menuju ke Depok.
Karim sebenarnya selalu diantar oleh sang nenek, Diana (61) untuk bersekolah di Depok.
Namun, dia harus berusaha sendiri semenjak Diana jatuh sakit dan sempat dirawat di Rumah Sakit.
"Kalau dulu setiap hari saya antar ke sekolah, tapi sejak saya sakit pengapuran dia sering berangkat sendiri naik kereta ke Depok," ucapnya kepada TribunJakarta.com, Selasa (30/4/2019).
"Karim mau sekolah, Karim bisa sendiri ko nek ke sekolah," tutur Diana sambil menirukan ucapan cucunya kala itu.
Dengan berat hati, Diana pun mengizinkan cucunya itu untuk berangkat sekolah seorang diri.
Awalnya ia mengaku was-was, namun karena sejak kecil Karim sudah diajarkan naik KRL Commuterline maka ia mengaku lebih tenang.
"Kalau sekarang biasanya saya anter sampai depan Stasiun Kemayoran, lalu dia beli tiket sendiri dan berangkat sendiri naik kereta," ujarnya saat ditemui di Sekolah Master, Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat.
Diakui Diana, kemauan Karim untuk bersekolah sangat besar.
Baca: PT KCI Akui Commuter Line Masih Terlambat tapi Durasinya Tak Lama
Ia menyebut, setiap harinya cucunya itu sudah bangun sejak pukul 03.00 WIB.
"Dia kalau sudah pukul 03.00 WIB pasti sudah bangun, biasanya malah dia yang bangunin saya lalu bilang nek ayo bangun ayo sekolah," kata Diana.
Mengurus Karim Sejak Kecil
Diana bercerita, sudah mulai mengurus cucunya itu sejak kecil lantaran kedua orang tua Karim kerap menelantarkannya.
Bahkan, saat masih bayi, Karim kerap keluar masuk rumah sakit akibat mengalami gizi buruk.
Baca: Siap-siap Ya, Jadwal KRL Commuter Line Pagi Ini Masih Molor karena Double-double Track
"Dulu Karim ini bayi gizi buruk, badannya kurus banget. Sejak kecil enggak diperhatikan orang tuanya, makanya langsung saya ambil dan urus dia sejak bayi," kata dia.
Awalnya, Diana bersama sang cucu tinggal di daerah Situ Lio, Depok.
Namun, sejak tahun 2016 ia bersama sang cucu pindah ke daerah Kemayoran, Jakarta Pusat.
"Saya enggak bisa kerja apa-apa, setiap hari kerjanya mulung botol plastik saja di Kemayoran, setiap Karim pulang sekolah dia sering bantuin saya," ucapnya.
Ia mengatakan, kini Karim sudah tidak memiliki ibu karena mantunya itu sudah meninggal karena sakit.
"Ibunya sudah meninggal tahun lalu, kalau ayahnya masih ada. Sekarang kerja jadi kuli di Manggarai, tapi bapaknya juga jarang jenguk anaknya," ujarnya.
"Seperti udah lupa saja sama anak, kasian Karim," tuturnya sambil mengerutkan keningnya.
Setelah kisahnya sempat viral di media sosial, bantuan pun mulai berdatangan untuk Karim dan sang nenek.
Kini, keduanya pun telah pindah rumah.
Baca: Banjir, Jalan Arif Rahman Hakim Depok Tak Bisa Dilewati
Sebuah komunitas sosial memberikannya sebuah rumah kontrakan untuk Karim dan sang nenek tinggal selama setahun kedepan.
Kontrakan tersebut berada di daerah Depok, tak jauh dari sekolah Karim saat ini.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul : Sempat Alami Gizi Buruk, Karim Tumbuh Jadi Anak Pemberani dan Pintar