TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bejo Binsosumurjo (62) mencari secercah harapan di tengah-tengah massa aksi 22 Mei 2019 di depan Gedung Badan Pengawas Pemilihan Umum, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Pria berbaju cokelat muda ini, memiliki aktivitas yang berbeda di tengah aksi massa.
Dengan plastik hitam berukuran besar, ia mengambil botol air meneral dan gelas plastik yang tercecer di aspal.
Sudah dua hari, sejak Selasa kemarin, Bejo mengumpulkan botol-botol kosong dari peserta aksi.
"Alhamdulillah (sudah) empat karung," kata Bejo di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019).
Plastik hitam itu, ditenteng oleh Bejo. Ia menyisir di dua arus jalan. Satu plastik bisa diuangkan Rp 20 ribu.
Jika sehari bisa mengumpulkan empat plastik, total uang yang diterima Bejo Rp 80 ribu.
Namun, upah itu, bisa didapatnya hanya dalam momen-momen tertentu yang mengundang lautan massa.
"Yang penting bersyukur," imbuh Bejo.
Ia tetap menjalankan ibadah puasa di bulan suci. Meski harus mengadu nasib di bawah terik matahari di Ibu Kota.
Selama aksi 22 Mei, Bejo mengaku menginap di trotoar Jalan Depan Gedung Jaya.
"Kalau ada demo Alhamdulillah, ada rezeki. Kalau tidak ada demo diganggu sama (Petugas) Kamtibmas," tutur Bejo.
Meski mengais rezeki di tengah aksi massa, Bejo berharap tidak ada kerusuhan yang terjadi.
Ia tetap ingin adanya kedamaian di antara masyarakat Indonesia.
"Harapan kita damai-damai saja. Jangan sampai ada keributan," ucapnya.
Sementara itu, peserta aksi 22 Mei 2019 mulai memadati Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, untuk menggelar aksi di depan Gedung Badan Pengawas Pemilihan Umum.
Ratusan orang mulai memenuhi Jalan MH Thamrin di persimpangan Bawaslu.