Anggar Asmaul Alfia (19), salah satu saksi kejadian, mengatakan, pada Senin malam sejumlah polisi sudah mendatangi lokasi untuk menunggu kedatangan Cantika alias Tika (22), ibu angkat korban yang diduga bertanggung jawab atas luka melepuh di sekujur tubuh korban.
"Kemarin malam polisi sudah datang ke rumah dan diam di rumah pelaku buat nunggu pelaku, karena ternyata di rumahnya itu cuma ada mamahnya si Cantika ini, dia lagi gendong anaknya Cantika di depan gang," kata Anggar kepada Warta Kota, Selasa (28/5/2019).
Malam itu, nenek angkat Tika itu sempat hanya berdiri di depan gang, karena takut oleh keberadaan polisi di rumahnya.
Dia baru kembali ke rumahnya setelah dibujuk warga.
"Setelah diiming-imingi baru dia pulang, lalu disuruh bikinin kopi buat polisi sama mamang saya," kata Anggar.
Lama ditunggu polisi, ternyata Tika tak kunjung muncul.
Setelah itu, Anggar tak tahu lagi karena dia pulang ke rumah saat malam makin larut.
SA sejak Senin malam, dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati, Jakarta Selatan, karena kondisi lukanya yang memprihatinkan.
"Pagi ini saya baru ke rumah sakit, saya dampingin SA, dan dia lagi berbaring sendirian gitu. Dia kan enggak punya keluarga kandung," kata Anggar.
Karena tak memiliki keluarga kandung, di RSUP Fatmawati SA hanya dijaga dan didampingi oleh tetangga dan warga sekitar yang peduli dengan keadaan SA.
"Ada tante Isni sama saudara-saudara tetangga saya juga di situ ngurus," kata Anggar.
Korban Disiram Air Panas
Kasus penganiayaan yang dialami gadis cilik berinisial SA (10) diduga sudah terjadi secara berulang.
Seperti diungkapkan Anggar Asmaul Alfia (19), tetangga korban yang menyebarkan peristiwa itu melalui akun media sosial Instagram-nya, SA kerap kali jadi sasaran pelampiasan bila Cantika alias Tika (22), ibu angkat SA yang diduga pelaku utama, bertengkar dengan suaminya.