"Jadi untuk benar-benar bisa dites bisa diuji oleh publik dan nanti kesannya, kritiknya,"
"atau usulan-usulan yang akan kami terima dan kami perbaiki kalau yang masih berjalan,"tambah Allan.
Baca: Hari Pertama Uji Publik LRT Jakarta, Penumpang Keluhkan Hanya 2 Gerbong yang Beroperasi
Baca: Uji Coba LRT Jakarta, Ini 5 Stasiun yang Dilewati
2. Perbedaan KRL, LRT, dan MRT
Ternyata masih banyak orang yang tidak mengetahui perbedaan KRL, LRT dengan MRT.
PT Adhi Karya melaui akun Instagramnya @adhikaryaid membagikan perbedaan dari tiga moda transportasi umum ini.
LRT Jabodebek, perlintasan keretanya dibangun secara melayang (elevated).
Lalu, untuk jalur MRT menggunakan jalan layang dan bawah tanah (tunnel).
Sedangkan KRL menggunakan perlintasan at grade (sejajar dengan tanah) serta melayang (elevated).
Ternyata, tidak hanya terlihat dari struktur bangunannya, ketiga transportasi ini tentu berbeda dari jumlah kapasitas penumpang yang diangkutnya.
LRT Jabodebek direncanakan dapat mengangkut penumpang sebanyak 118 orang per kereta atau 708 per rangkaian pada saat normal load.
Namun jika LRT saat crush load hanya dapat menampung 236 per kereta atau 1416 per rangkaian.
Lalu bagaimana dengan KRL?
KRL dapat mengangkut 2500 - 3000 penumpang.
Sedangkan MRT Jakarta dapat mengangkut 332 per kereta atau 1950 orang per rangkaian.
Meskipun MRT dan KRL memilki daya angkut lebih besar, LRT dapat memindahkan penumpang melalui operasi rute yang lebih banyak.