TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menepis isu semut Charlie (tomcat) menyerang masyarakat yang tinggal di Ibu Kota.
Namun Dinkes DKI dalam dua minggu terakhir mengaku tidak menerima laporan kasus tersebut.
"Hasil pantauan kami, tidak ada laporan kasus akibat tomcat dalam dua minggu terakhir," ujar Kepala Bidang pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) Dinkes DKI, dokter Lies Dwi.
Kepada Warta Kota, Selasa (25/6/2019) dokter Lies Dwi menjelaskan memang pernah mendapat laporan dari penderita tomcat, namun sudah sekitar empat tahun lalu.
"Di Jakarta pernah ada laporan kasus akibat tomcat tahun 2012 dan terakhir pada tahun 2015 lalu," jelas Lies.
Adapun habitat tomcat biasanya terdapat di sekitar lingkungan yang masih banyak rawa atau persawahan.
Selain itu serangga ini juga bisa hidup di daerah yang lembab serta di pepohonan, tambak dan juga semak-semak.
Iapun menegaskan bahwa tomcet tidak menggigit, melainkan hanya mengeluarkan cairan yang bisa membuat gatal jika terkena kulit manusia.
Baca: Semut Charlie Jadi Viral di Sosial Media, Apakah Sama dengan Tomcat?
"Perlu diketahui tomcat itu tidak mengigit ataupun menyengat. Tomcat akan mengeluarkan cairan otomatis bila bersentuhan atau berbenturan dengan kulit manusia," papar Lies