TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beredar keluhan pengguna bus transjakarta di Facebook lantaran harus menyediakan tiga kartu dari tiga bank berbeda agar bisa membayar dengan sistem cashless di Transjakarta rute non-BRT (bus rapid transit).
Keluhan yang dimaksud dibuat oleh warganet lewat Facebook dengan nama akun Jonminofri Nazir.
Adapun, rute non-BRT sendiri merupakan rute di luar koridor yang bisa digunakan penumpang tanpa harus masuk ke dalam halte. Penumpang bisa menggunakan bus dengan rute non-BRT ini dari pinggir jalan di titik yang telah ditentukan.
"Hampir setiap hari saya naik Transjakarta. Saya menyiapkan tiga kartu pembayaran cashless dari tiga bank berbeda karena saya naik TJ tidak dari halte. E-money untuk S22 (Ciputat-Kampung Rambutan), Flash BCA untuk S21 (Ciputat-Tosari), dan TapCash BNI untuk D41 (Lebak Bulus-Universitas Indonesia Depok)" bunyi keluhan di akun Jonminofri Nazir pada postingannya, Senin (29/7/2019).
Pengguna yang tidak memiliki kartu sesuai dengan mesin EDC (electronic data capture) yang disediakan pun akan diminta untuk membayar secara tunai.
Hal ini juga menjadi sorotan dalam postingan tersebut. Pemilik akun khawatir akan terjadi korupsi karena uang tunai yang dibayarkan akan melewati beberapa pintu sebelum sampai ke rekening PT Transportasi Jakarta.
Tanggapan Transjakarta Pihak PT Transportasi Jakarta mengakui telah mengonfirmasi masalah ini dan mengatakan sedang memperluas penggunaan mesin tap on bus rute non-BRT.
Baca: Penjelasan TransJakarta soal Ratusan Bus Mangkrak : Itu Milik Pemenang Lelang Tahun 2013
"Sudah kami konfirmasi dan memang sedang kami persiapkan mesin tap on bus. Artinya tidak menggunakan mesin EDC lagi. Tapi ini kan bertahap" ujar Kepala Humas Transjakarta Wibowo, Selasa (30/7/2019).
Penggunaan mesin EDC sendiri disediakan oleh bank, bukan PT Transportasi Jakarta. Sehingga yang bisa dilayani dengan mesin EDC hanya bank-bank tertentu saja.
Meski demikian, dia menjamin tidak ada peluang korupsi bagi pegawai Transjakarta di lapangan.
"Kalau korupsi (dalam sistem cash) ya tidak mungkin, setiap pembayaran ada tiket. Banyak lah cara lain kita melakukan pengawasan" ungkap Wibowo.
Menurutnya sudah banyak layanan rute non BRT yang menggunakan mesin tap on bus. Beberapa di antaranya adalah rute DA 1 (Dukuh Atas - Sam Ratulangi), rute DA 2 (Dukuh Atas - Tanah Abang), rute DA 3 (Dukuh Atas - Kuningan dan rute DA 4 (Dukuh Atas - Kota).
Tarif yang dikenakan pada Transjakarta yang menggunakan sistem tap on bus pun sama yaitu Rp 3.500.