News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polusi Ibu Kota Tidak Hanya Urusan Anies Baswedan

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga beraktivitas menggunakan masker di pelican crossing di Kawasan Bundaran HI, di Jakarta, Senin (29/7/2019). Data aplikasi AirVisual yang merupakan situs penyedia peta polusi daring harian kota-kota besar di dunia, menempatkan Jakarta pada urutan pertama kota berpolusi sedunia pada Senin (29/7/2019) pagi dengan kualitas udara mencapai 183 atau kategori tidak sehat. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah meneken Instruksi Gubernur No 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara. Meski terlambat, upaya ini harus konsisten dan konsekwen.

Politisi Partai NasDem Okky Asokawati menyambut positif materi yang tertuang dalam Instruksi Gubernur tentang Pengendalian Kualitas Udara. Hanya saja, ia mengingatkan agar Ingub DKI itu dijalankan secara konsekwen.

Baca: Anies: Kita Sedang Siapkan Langkah Tangani Polusi Udara

"Dibutuhkan komitmen kuat dari seluruh stakeholder, mulai dari pemerintah, masyarakat serta seluruh komponen lainnya untuk melaksanakan Instruksi Gubernur itu," ujar Okky, Jumat (2/8/2019).

Okky menyebutkan langkah serupa semestinya juga muncul dari kota dan provinsi penyanggah Ibukota seperti Banten dan Jawa Barat. Menurut dia, kontribusi warga daerah penyanggah ibukota tidak kecil dalam menekan polusi di Jakarta.

"Langkah Gubernur Anies semestinya diikuti oleh Gubernur Banten Wahidi Halim serta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Ini membutuhkan kerja kolaboratif," ingat Okky.

Okky mencontohkan kota-kota penyanggah Ibukota Jakarta seharusnya menyediakan transportasi publik yang nyaman, aman dan murah. Menurut dia, hal tersebut dibutuhkan komitmen kepala daerah yang berada di kota penyanggah.

Baca: Presiden Jokowi Bicara Polusi Jakarta

"Beberapa kota sudah menyediakan transportasi pengumpan. Namun, semestinya lebih dimasifkan agar masyarakat mengurangi penggunaan kendaraan pribadinya dalam mobilitas sehari-hari," kata Okky.

Anggota Komisi Kesehatan DPR RI dua periode ini menyebutkan dampak ekstrem dari buruknya kualitas udara akan berdampak fatal bagi kesehatan pernapasan masyarakat.

"WHO melansir setiap tahun sedikitnya 2 juta orang di Asia Tenggara meninggal karena polusi udara baik di dalam ruangan maupun luar ruangan," sebut Okky.

Baca: Wapres JK Sebut Mobil Listrik Bisa Jadi Solusi Kurangi Polusi Udara di Kota Besar

Ditegaskan, dari data WHO terkait dampak ekstrem yang menimpa anak-anak usia 5-18 tahun sebanyak 14% dari populasi anak-anak yang terkena penyakit asma serta 543 ribu anak yang meninggal dunia karena polusi udara.

"Angka-angka ini semestinya menjadi pemantik bagi pembuat kebijakan dan masyarakat untuk mengendalikan kualitas udara kita," tegas Okky.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini