TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Tiga orang terduga pelaku pengeroyokan siswi SMK kelas 10 di Belasi Timur Berinisial GL (16) ditangkap polisi.
Ketiga pelaku ditangkap dirumahnya masing-masing pada Kamis, (22/8/2019).
Baca: Depok dan Bekasi Ingin Gabung Jakarta, Anies Baswedan: Kenapa Pada Ingin Gabung?
Mereka ditahan di Mapolres untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
"Ketiga pelaku masih di bawah umur, tapi untuk proses penyelidikan lebih lanjut ketiganya kami tahan," kata Eka dalam keterangan pers di Mapolres Metro Bekasi Kota, Jalan Pramuka, Bekasi Selatan.
Eka menjelaskan, ketiga tersangka telah terbukti melakukan penganiayaan terhadap korban GL. Dari rekaman video dan hasil pemeriksaan sementara, ketiganya mengaku kesal dengan korban lantaran dianggap merebut kekasih pelaku D.
"Jadi motifnya rebutan pacar, pelaku D ini kesal karena pacarnya dekat dengan korban," ungkap Eka.
Selanjutnya, pelaku D yang merupakan alumni, mengajak A yang tidak lain merupakan kakak kelas tempat korban sekolah serta pelaku P untuk melakukan tindakan kekerasan.
Baca: Diam-diam Jalani Operasi Pembesaran Payudara, Ibu Muda Ini Meninggal di Meja Operasi
"Korban diajak ke sebuah tempat lalu terjadilah tindak kekerasan, dijambak, ditendang dan dipukul," paparnya.
Ketiga pelaku dijerat Pasal 80 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, ancaman hukuman pidana paling lama lima tahun penjara. (Yusuf Bachtiar)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Tiga Pelaku Pengeroyokan Seorang Siswi SMK di Bekasi Diringkus Polisi
Dipukul dan ditendang
Oknum senior melakukan pengeroyokan terhadap seorang siswi SMK asal bekasi berinisial GL (16).
Aksi pengeroyokan ini sempat direkam dan tersebar di kalangan siswa.
Ali Sadikin (44) ayah GL mengaku baru mengetahui anaknya jadi korban pengeroyokan usai melihat video yang tersebar di aplikasi whatsapp.
Sebab, setelah kejadian sampai orangtunya tahu, korban lebih memilih diam dan menutup diri tanpa berbicara perihal masalah yang tengah dialami.
"Saya baru tahu pas hari Senin (19/8/2019), dari tetangga kasih tahu video anak saya lagi dipukulin," kata Ali saat ditemui dikediamannya di Jalan Raya Perjuangan, Kelurahan Harapan Baru, RT01/04, Kecamatan Bekasi Utara, Rabu (21/8/2019).
Usai mengetahui video aksi pengeroyokan terhadap anaknya, Ali lantas menanyakan langsung ke GL dan ke pihak sekolah.
Namun ketika itu sekolah menyarankan agar melapor ke polisi.
Keesokan harinya, Ali langsung membawa GL ke Polres Metro Bekasi Kota beserta barang bukti video aksi pengeroyokan.
Korban hari itu juga langsung dilakukan visum di RSUD Kota Bekasi guna memperkuat alat bukti.
Kronologis kejadian bermula ketika GL diajak oleh seorang teman kelasnya ke sebuah warung, dari situ dia langsung ditemui oleh ketiga pelaku dan dibawa ke sebuah taman.
Ali menjelaskan, D merupakan oknum senior yang sudah lulus dari sekolah yang sama tempat GL menimba ilmu.
Sedangkan P merupakan pelaku yang tidak memiliki sangkut paut dengan tempat sekolah korban.
Lalu A merupakan oknum senior satu tingkat di atas korban.
Seketika ketiga pelaku langsung menganiaya GL dengan cara dijambak, dicekik hingga didorong.
• Agung Laksono Enggan Berspekulasi Terkait Insiden Bom Molotov di Kantor DPP Golkar
• Warga Jelupang Bakar Ban dan Bongkar Separator Protes Pembangunan Pintu Tol
Setelah itu, dari rekaman video terlihat korban duduk disebuah teras taman dan tiga orang pelaku menganiaya secara bergantian.
GL ditendang dibagian bahu sebelah kiri, lalu dipukul menggunakan sendal secara bertubi-tubi dan ditampar pada bagian pipi.
Video berdurasi 30 detik itu memperlihatkan GL yang tidak berdaya dan menangis sambil tertunduk ketika senior mengeroyoknya.
"Dia enggak pernah cerita sama sekali, tahu-tahu abis kejadian pulang sekolah baju udah kotor, ditanya enggak jawab, besokkannya enggak mau sekolah," jelas Ali.
Setelah kejadian itu, GL sempat masuk sekolah selama satu hari pada Jumat, (16/8/2019), tapi korban justru merasa tertekan dan trauma sehingga memilih untuk tidak sekolah sampai hari ini. (Yusuf Bachtiar)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Seorang Siswi di Bekasi Dikeroyok Seniornya, Video Tersebar Lewat WA
Dituduh pelakor
GL saat dijumpai dikediamannya di Jalan Raya Perjuangan, Kelurahan Harapan Baru, RT01/04, Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi, menuturkan, aksi ini dipicu lantaran dia dituduh telah merebut kekasih atau suami dari pelaku D.
Sumai atau kekasih D kata GL beberapa waktu lalu sempat berusaha mendekati dan meminta nomor telepon melalui media sosial facebook. Hal ini rupanya diketahui pelaku D hingga membuat dia murka hingga terjadi aksi pengeroyokan.
"Cowoknya (pelaku D) minta nomor WA (whatsapp) saya, tapi saya enggak kasi, tapi ceweknya marah saya dituduh merusah rumah tangga orang," kata GL dikediamannya, Rabu (21/8/2019).
GL sebelum aksi pengeroyokan sempat beberapa kali dihubungi pelaku D, dia diminta untuk bertemu untuk membahas masalah tuduhan perusak rumah tangga. Namun karena korban merasa tidak bersalah dan tidak meladenin apa yang hendak diminta kekasih D, ia tidak pernah menggubris ajakan itu.
"Saya enggak tahu, orang cowoknya minta nomor WA aja enggak saya ladenin, enggak pernah tahu saya dia udah nikah apa cuma pacaran,' jelas GL.
Sampai akhirnya, D bersekongkol dengan pelaku lain untuk merencanakan aksi pengeroyokan. Ketika itu, korban diajak oleh seorang teman kelasnya ke sebuah warung, dari situ dia langsung ditemui oleh ketiga pelaku dan dibawa ke sebuah taman.
Seketika ketiga pelaku langsung menganiaya GL dengan cara dijambak, dicekik hingga didorong. Setelah itu, dari rekaman video terlihat korban duduk disebuah teras taman dan tiga orang pelaku menganiaya secara bergantian.
GL ditendang dibagian bahu sebelah kiri, lalu dipukul menggunakan sendal secara bertubi-tubi dan ditampar pada bagian pipi. Video berdurasi 30 detik itu memperlihatkan GL yang tidak berdaya dan menangis sambil tertunduk ketika senior mengeroyoknya.
"Saya enggak berani ngelawan waktu itu, yang mukulin tiga orang tapi banyak teman-teman mereka pada liatin aja," ungkap dia. (Yusuf Bachtiar)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Gara-gara Dituduh Pelakor, Pelajar Wanita di Bekasi Dikeroyok Seniornya
GL sampai trauma mau sekolah
GL (16) siswi salah satu SMK di Bekasi Timur masih merasa takut dan trauma usai jadi korban pengeroyokan oknum seniornya.
Dia bahkan sering mengigau dan cenderung mengurung diri di dalam kamar.
Namun, ia akhrinya mau keluar kamar dan bercerita terkait pengalaman pahit mejadi korban pengeroyokan.
GL mengaku sampai saat ini dia masih merasa takut dan enggan kemabali ke sekolah.
Kejadian pengeroyokan terjadi pada Rabu, (14/8/2019) sekitar pukul 13.00 WIB di sebuah taman dekat Polder Perumahan Danita di Jalan Irigasi, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi.
Setelah kejadian itu, ia sempat masuk sekolah selama satu hari pada Jumat, (16/8/2019), tapi korban justru merasa tertekan dan trauma sehingga memilih untuk tidak sekolah sampai hari ini.
"Waktu masuk sekolah (setelah kejadian) diikutin terus sama si A (pelaku) dia kakak kelas, diliatin gitu enggak ngancem si cuma saya takut," kata GL.
• Gara-gara Dituduh Pelakor, Pelajar Wanita di Bekasi Dikeroyok Seniornya
Ia saat itu juga belum melaporkan kejadian pengeroyokan kepada pihak guru maupun orangtuanya. Karena merasa tiak aman, GL malah tidak mau masuk ke sekolah dengan alasan sakit.
"Sering kepikiran, takut diluar diincar lagi, belum berani keluar makanya," ungkapnya.
Luka fisik akibat pengeroyokan sejauh ini sudah berangsur pulih, ketika ditanya apakah masih mau lanjut bersekolah ditempatnya saat ini, GL mengaku belum tahu sama sekali meski banyak teman kelas membujuk agar dia kembali masuk sekolah.
"Enggak tau dah (pindah sekolah), banyak (teman) yang nyuruh masuk juga, tapi masih takut, udah enggak sakit si cuma traumanya aja suka nyesek," jelas dia.
Sementara itu, Ali Sadikin orangtua GL mengatakan, anaknya setelah kejadian pengeroyokan memang cendrung lebih murung. Dia juga beberapa hari terakhir mengurung diri di dalam kamar. Bahkan, ketika tidur, anaknya kerap mengigau.
"Jadi sering ngigau, teriak-teriak gitu kaya orang nangis," ucapnya.
Pelaku pengeroyokan berinisial D, alumni sekolah tempat korban menuntut ilmu, A kakak kelas satu tingkat di atas korban dan satu pelaku lagi yakni P, berasal dari luar yang tidak memiliki kaitan dengan sekolah.
Aksi ini dipicu lantaran korban dituduh telah merebut kekasih atau suami dari pelaku D. Sumai atau kekasih D kata GL, beberapa waktu lalu sempat berusaha mendekati dan meminta nomor telepon melalui media sosial facebook.
• Seorang Siswi di Bekasi Dikeroyok Seniornya, Video Tersebar Lewat WA
Hal ini rupanya diketahui pelaku D hingga membuat dia murka hingga terjadi aksi pengeroyokan.
Sampai akhirnya, D bersekongkol dengan pelaku lain untuk merencanakan aksi pengeroyokan. Ketika itu, korban diajak oleh seorang teman kelasnya ke sebuah warung, dari situ dia langsung ditemui oleh ketiga pelaku dan dibawa ke sebuah taman.
Seketika ketiga pelaku langsung menganiaya GL dengan cara dijambak, dicekik hingga didorong. Setelah itu, dari rekaman video terlihat korban duduk disebuah teras taman dan tiga orang pelaku menganiaya secara bergantian.
GL ditendang dibagian bahu sebelah kiri, lalu dipukul menggunakan sendal secara bertubi-tubi dan ditampar pada bagian pipi. Video berdurasi 30 detik itu memperlihatkan GL yang tidak berdaya dan menangis sambil tertunduk ketika senior mengeroyoknya. (Yusuf Bachtiar)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Siswi SMK di Bekasi Merasa Takut dan Trauma Hingga Tak Mau Sekolah Setelah Dikeroyok Seniornya