News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Eko Driver Go-Food Antar Pesanan Naik Sepeda, Sempat Jatuh Sakit Selama Seminggu

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Eko Susilo (47), driver Go-Food pengguna sepeda

TRIBUNNEWS.COM - Sempat viral seorang pengemudi ojek daring atau online di Bekasi, namun tidak menggunakan sepeda motor, melainkan sepeda.

Eko sempat jadi perhatian warganet dua hari belakangan usai tertangkap kamera pelanggan habis mengantar makanan menggunakan sepeda.

Baca: Kisah Driver Ojol Bertangan Satu Pantang Menyerah Dengan Kondisi Badan Hingga Dapat Julukan Ini

Cuitan si pelanggan di Twitter kemudian dibagikan beberapa akun di Instagram dan merebut likes banyak.

 Mengutip Kompas.com, pria bernama Eko Susilo (47) itu pun menceritakan alasannya.

Motor bebek andalannya rusak sejak dua bulan lalu.

Keadaan ini memaksanya melakoni pekerjaan sebagai driver menggunakan sepeda.

"Kemarin pas puasa sudah kubetulin, habis Rp 900 ribu. Terus sempat rusak lagi, dibetulkan kawan, pagi-pagi mau jalan dia ngelos, disela enggak nyala, nyangkut. Motor memang sudah rewel," kata Eko kepada Kompas.com di kediamannya di Rawalumbu, Bekasi, Selasa (10/9/2019).

"Sekarang, siang panas ya panas saja namanya kita jalanin kerja," katanya. 

Sepeda motor bebek milik Eko pun kini teronggok di ruang tamu rumah kavling kontrakan dialasi kardus yang tampak telah bernoda oli.

Motor bebek itu keluaran 2009 dan satu-satunya yang dimiliki Eko. "Pokoknya pas bulan puasa itu saya sudah pakai sepeda.

Ya total sekitar Rp 2 juta lebih lah (ongkos servis)," kata pria asal Lasem, Jawa Tengah itu.

Langganan bintang lima

Biasanya, kata Eko, pelanggan ia beritahu bahwa pesanannya akan diantar menggunakan sepeda.

Hal ini untuk mengantisipasi pelanggan yang ingin pesanannya buru-buru sampai.

Namun, jika jarak antarnya dekat, hal itu ia kesampingkan.

Termasuk ketika mengantar pesanan yang membuatnya viral, ia tidak memberitahukan keadaannya kepada pelanggan.

"Customer komplainnya kok agak lama, saya jawab, 'maaf Bu, motor lagi rusak'. Ngomong terus terang gitu. Ya kaget mereka," kata Eko.

"Tapi bintang lima semua," imbuhnya.

Torehan bintang lima setiap antaran boleh jadi setimpal dengan upaya yang ia kerahkan tiap hari.

Mengayuh sepeda di antara lalu-lalang kendaraan, termasuk truk-truk berat di Bekasi yang berdebu membutuhkan tenaga ekstra.

Belum lagi ia harus mendaki beberapa jalan layang di Kota Patriot ini guna mengantar pesanan.

Dia pun membatasi jangkauan wilayah kerjanya. Beruntung pula, belum pernah ada pelanggan yang membatalkan pesanan tiba-tiba.

"Memang sih aman-aman saja selama ini, cuma kalau naik sepeda harus lebih hati-hati di jalan. Saya paling ambil order daerah Bekasi Kota saja, ke Summarecon, stasiun, Wisma Asri, Mustikasari, Galaxy. Ke Tambun enggak, Harapan Indah enggak, kejauhan," ungkap ayah dua anak ini.

Rutin "ngalong"

Jauhnya jarak yang mesti ia tempuh demi mengantar pesanan dengan sepeda membuat Eko mau tak mau harus hidup bagai kalong: wara-wiri malam hari.

Pukul 09.00 WIB, ia jalan kaki dari rumah ke penitipan sepeda tepi SPBU Pekayon tempat istrinya memarkir sepeda satu-satunya sebelum kerja di dekat sana.

Jarak dari rumahnya ke sana sekitar 1 kilometer. Dari situ, Eko mulai mengambil order.

Siang hari, ia pulang ke rumah untuk istirahat, lalu kembali wara-wiri selepas magrib.

"Sehari enggak tentu berapa orderan, soalnya tergantung (jarak) orderan, kalau jauh enggak kuambil. Paling jauh paling ke Mustikasari (Bantargebang).

Tempo hari pernah antar pesanan 200 roti, aku ikat di belakang walaupun enggak ada joknya," ungkap Eko yang mengaku rutin "mangkal" di McDonalds Galaxy itu.

Saat mujur, Eko mengaku pernah meraup 13 order sepanjang malam hingga subuh.

"Pernah aku jalani sampai subuh, ngalong dari malam sampai pukul 04.30 WIB dapat poin 19,5. Itu baru sekali," kata dia.

Namun, saat kondisi "anyep" -- istilah para driver ketika sepi pesanan, keadaan berubah jadi demikian berat bagi Eko.

Sialnya, keadaan inilah yang sering ia hadapi selama dua bulan terakhir.

"Kemarin sempat ditawari pinjam motor sama anak Go-Jek juga, tapi sehari setor Rp 10 ribu. Saya bilang, iya kalau order lancar, kalau enggak, gue ngumpanin elu namanya. Lu enggak capek, gue yang jalanin. Sehari saja dapatnya 2-3. Kemarin ini dari pagi sampai malam cuma dapat 1 doang," kisah Eko.

Eko mengaku, pada awal-awal masanya memakai sepeda, ia jatuh sakit.

Terlalu berat, katanya, untuk fisik yang tak lagi muda dan sudah lama tak dipanaskan.

Baca: Pesan Makanan Pakai Alamat Rumah Kosong, Prilly Latuconsina Ditolak Beberapa Ojol di Semarang

"Pas pertamanya kaget, balik ke rumah aku kerok. Angin itu, biar lancar lagi. Baru jalan seninggu, badan remuk itu," tutur Eko yang sudah 4 tahun jadi driver Go-Jek.

"Jadinya ya sekarang saya bawa tas, isinya jas hujan sama power bank. Namanya order jauh. Bawa minyak juga buat urut kaki," tutupnya.

Penulis: Vitorio Mantalean

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Cerita Eko Driver Go-Food Pengayuh Sepeda di Bekasi, Rajin Ngalong dan Langganan Bintang 5

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini