TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Serikat Pekerja Sriwijaya Air (Aspersi) bakal menggelar aksi damai di Gedung Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Perhubungan dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Rabu (18/9/2019) siang ini.
Aksi ini sebagai respons dari pemberhentian tiga direktur Sriwijaya Air yang tadinya menjabat di Garuda Indonesia, yaitu Direktur Utama Joseph Adrian Saul, Direktur Human Capital and Service Harkandri M Dahler dan Direktur Komersial Joseph K Tendean.
Ketiganya menjabat setelah anak usaha Garuda, Citilink Indonesia melakukan kerja sama manajemen (KSM) dengan Sriwijaya Air.
Ketua Umum Aspersi Pritanto Ade Saputro mengatakan, aksi hari ini digelar untuk menyampaikan sikap karyawan terhadap pemberhentian direksi tersebut.
"Betul (akan gelar aksi). Aksi ini aksi damai kepedulian karyawan SJ #savesriwijayaair dan solidaritas karyawan #stopintimidasi," kata dia saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (17/9/2019) malam.
Baca: PSIS vs Persebaya, Bajul Ijo Siap Mainkan Pemain Asing Baru Asal Brasil Eks Kalteng Putra
Dia menjelaskan, ada tiga tuntutan yang akan dilayangkan ke tiga lembaga tersebut.
Pertama, meminta perlindungan ke Kemenaker atas intimidasi yang dilakukan manajemen Sriwijaya Air ke karyawan yang mendukung kelanjutan KSM.
"Kami mohon untuk Kementerian Tenaga Kerja menerima dan melakukan pemanggilan terhadap manajemen Sriwijaya untuk mentaati KSM dengan Garuda Indonesia," jelas dia.
Baca: Tingkah Mainaka, Putra Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie, Pamer Perut Buncit, Jangan Diketawain Dong
Kedua, meminta Kemenhub untuk menindak tegas direksi yang menggantikan ketiga. Menurut Aspersi, hal itu tidak sesuai dengan peraturan yang ada.
Ketiga, menjelaskan ke DPR bahwa KSM merupakan langkah manajemen untuk menyelamatkan keuangan perusahaan dari utang-utangnya ke BUMN.
"Faktor faktor yg membuat karyawan mendukung KSM dikarenakan Kesejahteraan karyawan meningkat, Masa depan karyawan lebih terjamin dan ada upaya memailitkan diri oleh manajemen Sriwijaya yg akan berdampak terhadap kelangsungan nasib 10.000 karyawan Sriwijaya air," jelas Pritanto.
"Hentikan segala upaya intimidasi terhadap karyawan Sriwijaya Air yang dilakukan oleh manajemen, berupa pemberhentian dan penurunan jabatan karyawan," pungkasnya.